Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar (Dubes) Kanada untuk Indonesia John Holmes mengatakan ia terus mendorong para pengusaha Kanada untuk menanam modal di Indonesia yang selama ini masih memberikan perhatian pada Amerika Serikat dan Meksiko."Kami memahami para pengusaha Kanada masih berfokus untuk berinvestasi di Amerika Serikat dan Meksiko karena faktor psikologis," kata Holmes yang didampingi Sekretaris Kedua Kedubes Kanada Joya Donnelyy sebelum resepsi untuk merayakan Hari Nasional Kanada di Jakarta, Selasa.Kanada merayakan hari jadi ke-141. Ratusan undangan termasuk duta-duta besar dari berbagai negara sahabat, pejabat Indonesia dan pengusaha menghadiri resepsi yang bertema "Ulang Tahun ke-400 Kota Quebec". Kota Quebec dalam sebuah situs dunia UNESCO merupakan salah satu permukiman bangsa Eropa yang tertua di Amerika Utara. Lebih jauh Dubes Holmes mengatakan berbagai usaha untuk menarik para pengusaha Kanada menanam modal di Indonesia terus dilakukan oleh kedua negara lewat berbagai forum bisnis. "Banyak potensi seperti sektor minyak dan gas, pertambangan dan prasarana yang mereka bisa garap di Indonesia," kata Dubes Kanada. Ia menambahkan sejumlah pengusaha Kanada berminat untuk investasi di bidang energi panas bumi (geotermal). Menurut dia, para pejabat Indonesia dan Kanada sedang membahas antara lain kerangka kerja bilateral untuk melindungi investasi dan mencari pemecahan atas masalah-masalah yang menghambat arus investasi ke kedua negara, katanya. Volume perdagangan kedua negara pada 2007 sebesar 2 miliar dolar AS dan total investasinya mencapai 3 miliar dolar. Indonesia mengekspor antara lain karet, mesin dan furnitur. Indonesia mengimpor dari Kanada gandum, bubur kertas dan pupuk. "Selama dua tahun terakhir, kami mencatat baik volume perdagangan maupun investasi kedua pihak naik 10 persen," kata Holmes. Pada bagian lain Dubes Kanada yang telah bertugas di Indonesia selama dua tahun ini mengatakan sejak Mei lalu Kanada mengekspor daging sapi tanpa tulang. "Daging sapi dari Kanada halal," katanya. Beberapa staf di Kedubes Kanada mengatakan sejumlah ulama dari MUI telah diundang ke negara sahabat itu untuk melihat proses pemotongan sapi yang sesuai dengan kaidah Islam. Sejak tahun 2003, sebanyak 200 pengujian atas sapi-sapi dilakukan untuk mengetahui apakah berpenyakit sapi gila atau tidak. "Kami memenuhi permintaan Indonesia yang lebih ketat melebihi aturan yang berlaku secara internasional," kata seorang diplomat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008