Jakarta (ANTARA) - Areal Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta sedianya bakal digunakan untuk arena balap GBK Race yang merupakan rangkaian Indonesia Senayan Festival (I See Fest) 2019, 27 September hingga 6 Oktober, namun penolakan terus menguat karena lokasi tersebut dinilai sebagai ruang terbuka hijau.
Selain ramai di lini massa, GBK Race juga menjadi sorotan salah satu klub yang selama ini menggunakan areal GBK untuk berlatih yaitu Garuda Baseball-Softball Club. Melalui ketuanya Febrinaldy Darmansyah dalam keterangan resminya, Senin, mereka menyayangkan kegiatan tersebut.
"Perkumpulan kami yang setiap minggu melakukan aktivitasnya di GBK dalam rangka membina atlet masa depan, sangat menyayangkan pihak pengelola mengeluarkan izin untuk menyelenggarakan balap mobil di GBK. Kegiatan olahraga di GBK sudah sering terganggu dengan banyaknya event yang diselenggarakan oleh berbagai merk dagang, sekarang ditambah lagi dengan balap mobil," kata Febrinaldy Darmansyah.
Baca juga: Pengelola akan evaluasi penyelenggaraan GBK Race
"Ironis ketika pemerintah sedang gencar untuk mengatasi polusi di Jakarta yang mana kendaraan salah satu penyumbangnya, pengelola GBK malah menjadikan Kawasan yang harusnya berperan sebagai ruang terbuka hijau di pusat kota sebagai tempat kegiatan yang menimbulkan polusi dan berisiko,” kata pria yang akrab dipanggil Febry itu menambahkan.
Febry juga mengatakan bahwa pengelola GBK jangan berlindung dibalik alasan untuk mencari uang karena statusnya sebagai Badan Layanan Umum (BLU) sehingga mengorbankan fungsi utama GBK yakni sebagai kawasan tempat berolahraga.
"Pengelola harus berpikir lebih kreatif dalam rangka mencari pendapatan, namun jangan melenceng dari fungsi utamanya. Banyak skema bisnis lainnya yang dapat diterapkan dalam mengelola GBK tanpa mengorbankan orang-orang yang memang berniat untuk olahraga apalagi harus mengorbankan komunitas atau perkumpulan yang memang benar-benar membina atlet, sebagai contoh latihan harus terganggu karena GBK dijadikan event politik.” ujar Febry.
Saat ini, kata dia, banyak komunitas penggiat olahraga yang melakukan kegiatan rutinnya di GBK, seharusnya pengelola GBK melakukan pertemuan dengan mereka untuk mendengarkan pendapat dan usulan dari komunitas tersebut demi menjaga kelestarian GBK yang juga merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.
Sebelumnya Seskemenpora Gatot S Dewa Broto juga menyoroti GBK Race tersebut. Bahkan orang nomor dua di Kemenpora itu langsung melakukan koordinasi dengan Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PP GBK) Winarto.
Baca juga: Kemenpora minta pengelola GBK pertimbangkan izin balap mobil
"Kemenpora sangat berharap pada PP GBK untuk sangat berhati-hati supaya masalah rencana tersebut dipertimbangkan nilai kemanfaatannya bagi publik atau sebaliknya, karena bisa berpotensi menimbulkan kegaduhan publik yang tidak perlu," ujar Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Dalam poster yang beredar di Medsos, GBK Race akan digelar pada 4 hingga 6 Oktober 2019. Hal itu menjadi perbincangan warganet karena telah menyalahi aturan lingkungan olahraga. Bahkan beredar sebuah video yang memperlihatkan mobil balap melaju di area GBK. Menurut pengelola, mobil itu sedang melakukan tes kecepatan, bukan sedang balapan.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019