Batang (ANTARA News) - Persibat Batang resmi mundur dari ajang kompetisi Divisi Utama Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) setelah pengajuan pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp7,6 miliar tidak ada kejelasan. Manajer Persibat Batang, Purwanto di Batang, Selasa, mengatakan manajemen terpaksa memutuskan mengundurkan diri dari kompetisi Divisi Utama PSSI karena selama ini biaya kegiatan Persibat mengandalkan dari dana APBD, sedangkan jadwal kompetisi sudah cukup dekat. "Persibat mundur dari kompetisi Divisi Utama sudah kami pertimbangkan matang dan tidak perlu disesalkan lagi," katanya. Mundurnya Persibat dari ajang kompetisi Divisi Utama PSSI, kata dia, menyebabkan kesebelasan "Alas Roban" itu dipastikan akan melorot ke Divisi I. "Ini memang keputusan yang sulit tetapi habis mau bagaimana lagi dana untuk biaya kompetisi tidak ada," katanya. Ketua Bidang Organisasi Persibat, Priyodigdo, mengatakan bahwa upaya penggalian dana nonAPBD tidak memungkinkan untuk membiayai Persibat di Divisi Utama, sehingga manajemen memutuskan Persibat mundur dari kompetisi. "Kami memastikan Persibat tidak bisa tampil dalam kompetisi Divisi Utama 2008 ini karena adanya keterbatasan dana," katanya. Sebenarnya, kata dia, pos dana senilai Rp7,6 miliar untuk Persibat sudah disiapkan melalui APBD Kabupaten Batang, tetapi karena tidak ada payung hukum yang jelas untuk mecairkan dana, maka hingga saat ini belum bisa dicairkan. Ia mengatakan, dari hasil konsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Yogyakarta disebutkan dana APBD tidak bisa dipergunakan untuk membiayai klub sepak bola profesional sehingga manajemen Persibat tidak berani mengambil risiko untuk mencairkan dana Rp7,6 miliar tersebut. "Akibatnya, hingga kini Persibat juga belum punya pelatih dan tim pemain. Mana mungkin Persibat akan berkiprah dalam kompetisi Divisi Utama sedangkan persiapan untuk mengikuti ajang bergengsi di kancah persepakbolaan nasional tidak jelas," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008