"Minat anak-anak sebenarnya sudah ketahuan sejak dini, mereka punya sesuatu tapi terkadang orang tua abai, dan mengarahkan ke arah yang salah," uja Andy dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Sikap orang tua yang mengarahkan anak pada bidang yang tidak disukai akan membuat anak tidak bahagia. Dia memberi contoh, jika anak suka musik maka sering orang tua bilang bahwa musik tidak bisa menopang hidup secara ekonomi. Sehingga orang tua mengarahkan anak menjadi pengacara.
"Anak tersebut tidak akan bahagia dan berpestasi.Padahal kalau diarahkan sesuai dengan lentera jiwanya, bakatnya, hasratnya, maka diharapkan anak-anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Paling penting lagi, mereka akan bahagia dengan apa yang dimiliki dan disukai," katanya.
Menuru dia, jika anak suka sesuatu maka anak akan berprestasi. Hal itu yang sering ia tekankan pada guru dan orang tua. Untuk itu, dia meminta para guru dan orang tua untuk menemukan minat anak sejak dini.
"Saya beruntung, karena guru menemukan bakat saya menulis pada kelas empat SD. Kemudian saya diarahkan, dalam pikiran saya yang cocok adalah menjadi wartawan. Makanya sejak kecil, sudah tertanam dalam pikiran saya ingin menjadi wartawan dan itu bahagia sekali rasanya," katanya.
Pimpinan Global Sevilla School, Michael Thia, mengatakan pihaknya mengajarkan "mindfulness" sebagai dasar pembentukan karakter siswa. Praktik tersebut juga diajarkan pada para guru dan manajemen sekolah.
Dengan adanya praktik "mindfulness" tersebut, maka minat anak akan muncul dan secara tidak langsung dapat melihat bakat-bakat sang anak. Hal itu dikarenakan anak dapat secara tenang mengekspresikan apa yang menjadi ketertarikannya.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019