Tokyo, (ANTARA News)- Sekjen PBB Ban Ki moon, Selasa berjanji akan mendesak Myanmar memberikan "kebebasan yang sungguh-sungguh" kepada rakyatnya setelah mencapai satu kesepakatan untuk mendatangkan bantuan internasional menyusul bencana topan yang melanda negara itu.
Ban Mei lalu menjadi sekjen PBB pertama dalam 44 tahun mengunjungi Myanmar di mana ia membujuk pemimpin junta Than Shwe untuk menerima para ahli bencana asing.
Junta, yang mencurigai dunia luar, menunggu selama beberapa minggu sebelum mengizinkan bantuan penting internasional untuk menangani bencana yang menyebabkan lebih dari 133.000 orang tewas atau hilang itu.
"Jika dan apabila diperlukan, saya akan memperluas dan memperdalam proses ini dalam dialog saya dengan pihak berwenang Myanmar," kata Ban dalam satu jumpa wartawan ketika mengunjungi Tokyo.
"Anda memiliki komitmen tegas dan jaminan-jaminan saya bahwa saya akan bekerja sengat keras untuk membantu rakyat Myanmar menikmati kebebasan yang sungguh-sungguh dan demokrasi," katanya.
Seorang utusan PBB, mantan menlu Nigeria Ibrahim Gambnari , tidak banyak membuat kemajuan dalam misi-misinya ke Myanmar sejak junta menindak tegas protes-protes massa September tahun lalu.
Junta pada Mei lalu memperpanjang tahanan rumah terhadap pemimpin oposisi yang juga pemenang Hadiah perdamaian Nobel Aung San Suu Kyi, yang telah menghabiskan sebagian besar dari 18 tahun masa hukumannya dalam tahanan rumah.
Ban mengatakan bahwa kendatipun penundaan dalam menyetujui tim-tim bantuan internasional, junta itu berbuat sesuai dengan ucapan mereka dengan mengizinkan akses itu, demikian AFP.
"Segala sesuatu tampaknya bergerak ke arah yang benar," kata Ban.
"Sejauh yang saya ketahui sampai saat ini, para pekerja internasional dan staf PBB telah dapat melaksanakan bantuan kemanusiaan mereka seperti yang telah disetujui," katanya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008