Jakarta, (ANTARA News) - Penunjukan Brigjen TNI Pramono Edhie Wibowo sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus), murni berdasarkan profesionalitas, demikian penegasan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo."Gak ada seperti itu, saya tidak terkait dengan orang lain. Benar-benar profesional," katanya, usai melantik Brigjen TNI Pramono Edhie Wibowo sebagai Danjen Kopassus menggantikan Mayjen TNI Soenarko, di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, jika sebuah jabatan didasarkan pada hubungan kekerabatan maka negara ini akan rusak dan hancur. "Jadi, kita tidak ada begitu-begituan (KKN-red)," katanya. Brigjen TNI Pramono Edhie Wibowo lulusan Akademi Militer 1980 masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakni yang bersangkutan merupakan adik bungsu dari Ibu Ani Yudhoyono. Brigjen TNI Pramono merupakan lulusan AKABRI 1980, dan mengawali karirnya sebagai Komandan Peleton Grup I Kopassandha (1980), Perwira Operasi Grup I Kopassandha (1981), Komandan Kompi 112/11 Grup I Kopassanda (1984)dan Perwira Intel Operasi Grup I Kopassus (1986). Pada 1995 pria kelahiran Magelang ini dipercaya menjadi Komandan Batalyon 11/1 Kopassus, dan satu tahun kemudian dipercaya sebagai Wakil Komandan Grup I/Kopassus dan dua tahun kemudian jabatan Komandan GrupI/Kopassus dipercayakan pada alumni Sesko Angkatan Darat pada 1995 itu. Lulusan Sesko TNI 2001 itu juga sempat menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001. Tiga tahun kemudian ia dipercaya sebagai perwira tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Politik Sesko TNI dan pada 2005 diangkat sebagai Wakil Danjen Kopassus. Pada 2007, Pramono dipercaya sebagai Kasdam IV/Diponegoro. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008