Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah mengakui bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan beberapa jenis bahan baku menimbulkan dampak negatif terhadap sektor industri.
"Memang disadari bahwa kenaikan harga BBM serta beberapa jenis bahan baku akan menimbulkan dampak negatif terhadap sektor industri," kata Pelaksana Tugas Menko Perekonomian/Menkeu Sri Mulyani Indrawati ketika menyampaikan keterangan Presiden atas interpelasi harga sembako dalam rapat paripurna DPR di Jakarta, Selasa.
Namun dampak dimaksud sangat bervariasi tergantung pada kepekaan jenis industri terhadap pengaruh kenaikan BBM serta bahan baku.
Menurut pemerintah, fenomena deindustrialisasi tidak dapat sekedar diukur dari tutupnya beberapa pabrik/industri atau dilihat dari penurunan secara temporer pertumbuhan industri.
"Pergeseran struktur industri adalah hal yang lazim dalam perkembangan sektor industri menuju tahap kedewasaan pada setiap negara," katanya.
Terlebih lagi, lanjut Sri Mulyani, dalam era globalisasi yang sangat menuntut optimalisasi efisiensi biaya yang memaksa setiap negara harus mendesain ulang kompetensi industrinya untuk memunculkan industri-industri unggulan baru yang lebih mampu bersaing di tingkat global.
"Kehilangan beberapa pabrik tidak serta merta menyebabkan industri nasional dianggap tidak mampu bersaing karena pada saat bersamaan akan masuk industri baru pengganti yang diangap oleh investor dapat tumbuh dan bekembang menjadi industri bersaing tinggi karena berbasis pada kompetensi keunggulan sumberdaya yang dimiliki," katanya.
Menurut dia, pemerintah telah dan akan melakukan berbagai upaya untuk menghindarkan terjadinya proses deindustrialisasi pada beberapa cabang industri tertentu maupun lainnya.
"Langkah-langkah yang sedang dan akan dilaksanakan oleh berbagai departemen diharapkan akan mampu menghindarkan tejadinya proses deindustrialisasi yang terjadi pada beberapa cabang industri," tambahnya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008