Damaskus, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Walid Al-Muallem, Senin, membantah negerinya telah membangun satu reaktor nuklir di tempat yang dibom oleh Israel tahun lalu. Al-Muallem mengeluarkan bantahan tersebut pada taklimat bersama dengan timpalannya dari Norwegia Jonash Gahr Stoere, yang sedang berkunjung. Komentar Menlu Suriah itu adalah pernyataan resmi pertama setelah kunjungan ke tempat itu oleh para penyelidik nuklir PBB pekan lalu. "Suriah takkan pernah mengizinkan penyelidik masuk seandainya memiliki program rahasia semacam itu," katanya. Namun, ia mengatakan secara pribadi bahwa ia berharap negaranya dapat memiliki program semamcam itu untuk mengimbangi kekuatan nuklir Israel. "Sebagai warganegara, saya ingin Suriah memiliki program ini karena Israel telah membuat kemajuan yang sangat besar dalam pembuatan bom nuklir," kata Menlu Suriah tersebut. Israel, September lalu, menyerang satu tempat terpencil di Suriah tenggara, yang diduga oleh Amerika Serikat sebagai reaktor nuklir yang dibangun dengan bantuan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK). Suriah membantah tuduhan itu, dan menyatakan itu hanyalah kompleks militer biasa. Tetapi para pejabat Israel tak mengeluarkan komentar mengenai sasaran tersebut. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang menerima foto-foto AS mengenai tempat itu yang membuatnya memasukkan Suriah ke dalam daftar pengawasan penyebaran nuklirnya pada April, mengirim satu tim untuk mengunjungi Suriah dan memeriksa tempat yang dibom tersebut pekan lalu. Wakil Direktur IAEA Jenderal Olli Heinonen setelah kunjungan itu mengatakan kerjasama Suriah sejauh ini memuaskan tapi "masih ada tugas yang perlu dikerjakan". Tak seperti Suriah, Israel --yang diduga banyak pihak sebagai satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir di Timur Tengah-- belum menandatangani Kesepakatan Anti-Penyebaran Nuklir (NPT).(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008