Kemudian toleransi satu sama lain, tidak membedakan suku, golongan, agama, ras, karena di sini campur baurBanyumas (ANTARA) - Pelaku wisata dan warga dari 12 desa penyangga Kawasan Wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar Festival Gebreg Suran Baturraden.
Kegiatan yang digelar pada hari Minggu itu diawali dengan dengan kirab gunungan hasil bumi, jolen berisi sesaji, tumpeng robyong, tumpeng triwarna, dan tenong serta pembawa wedhus kendhit (kambing berbulu hitam namun di bagian perutnya berwarna putih melingkar seperti menggunakan ikat pinggang) yang diberangkatkan dari Wanawisata Baturraden menuju Lokawisata Baturraden.
Baca juga: Grebeg Sura Baturraden 2019 akan digelar 22 September
Baca juga: Pejabat: Lokawisata Baturraden tetap diminati wisatawan saat Lebaran
Sesampainya di lapangan Lokawisata Baturraden, kegiatan dilanjutkan dengan upacara seserahan berupa penyerahan sesaji kepada Bupati Banyumas yang selanjutnya didoakan oleh sesepuh masyarakat dengan harapan masyarakat sekitar Gunung Slamet selalu mendapatkan keselamatan, keberkahan dan kemakmuran dari Allah SWT.
Setelah didoakan, gunungan hasil bumi yang sebelumnya dikirab, selanjutnya diperebutkan oleh masyarakat yang hadir, sedangkan tumpeng robyong dan tumpeng triwarna akan dilarung di Sungai Gumiwang yang berada di tengah Lokawisata Baturraden usai penyembelihan wedhus kendhit di kompleks pemakaman petilasan atau situs Baturraden.
Sementara nasi beserta lauknya yang dibawa dengan tenong dimakan bersama oleh masyarakat dan wisatawan usai rangkaian kegiatan.
Saat ditemui wartawan di sela kegiatan, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan Grebeg Suran Baturraden digelar dalam rangka melestarikan budaya lokal.
Menurut dia, Grebeg Suran Baturraden juga diisi dengan ritual menghanyutkan makanan untuk ikan dalam bentuk tumpeng yang dilanjutkan dengan menebar benih ikan di Sungai Gumiwang.
"(Itu) supaya masyarakat juga tambah gizi kalau memancing di bawah," katanya.
Ia mengatakan kegiatan tersebut juga menjadi ajang silaturahim bagi seluruh warga Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Pengelola Baturraden optimistis raup pendapatan Rp9 miliar tahun ini
Lebih lanjut, Bupati mengatakan makna yang ingin disampaikan melalui Festival Grebeg Suran Baturraden adalah ajakan untuk bersyukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan rezeki bagi umat manusia serta mewujudkan gotong royong atau kebersamaan dalam masyarakat.
"Kemudian toleransi satu sama lain, tidak membedakan suku, golongan, agama, ras, karena di sini campur baur," katanya.
Menurut dia, kegiatan tersebut secara otomatis juga meningkatkan kunjungan wisatawan lokal ke Baturraden karena Festival Grebeg Suran Baturraden belum menjadi agenda wisata nasional.
Baca juga: LIPI terus kembangkan Kebun Raya Baturraden
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019