spiritnya yang kita teladani, sehingga masyarakat Kota Denpasar dapat menjadi generasi yang unggul
Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali menggelar "Mahabandana Prasada" serangkaian memperingati peristiwa heroik bersejarah "Puputan Badung", yakni perang melawan penjajah Belanda hingga habis-habisan yang terjadi 20 September 1906.
Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Wakilnya Jaya Negara di sela peringatan perang heroik tersebut melalui siaran pers di Denpasar, Minggu, mengatakan bahwa kegiatan "Mahabandana Prasada" merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebagai sebuah peringatan peristiwa heroik Puputan Badung yang terjadi 113 tahun lalu.
"Sejarah heroik rakyat Badung melawan penjajah Belanda patut kita peringati, karena tetes darah penghabisan rakyat untuk berjuang agar bangsa ini merdeka. Semoga para pahlawan mendapat sisi yang layak, sehingga bangsa ini kita bisa isi kemerdekaan yang kita raih dengan pembangunan di berbagai bidang," katanya.
Momentum sejarah ini merupakan tonggak penting bagi Kota Denpasar guna meneladani semangat perjuangan Raja I Gusti Ngurah Made Agung dalam mempertahankan ibu pertiwi. Semangat heroik inilah yang menjadi tauladan dalam menjalani kehidupan saat ini.
"Semangat produktivitas. Kalau dulu kita khan perang pakai senjata, saat ini kita berperang menggunakan pemikiran dalam menyerap pengetahuan serta teknologi sehingga mampu memberikan manfaat maksimal bagi pembangunan, dan spirit ini harus bisa diteladani dan diteruskan oleh generasi muda” ujar Rai Mantra.
Lebih lanjut dijelaskan Wali Kota Rai Mantra, bahwa pelaksanaan kegiatan ini seharusnya terus disosialisasikan bersama. Di mana Kota Denpasar memiliki spirit yang luar biasa tentang Puputan Badung.
"Spiritnya yang kita teladani, sehingga masyarakat Kota Denpasar dapat menjadi generasi yang unggul yang senantiasa kompeten, produktif sehingga mampu memenangi segala kompetisi menuju masyarakat unggul dan sejahtera" katanya.
Pemkot Denpasar menggelar peringatan yang dikemas dengan sajian pementasan seni dan budaya, sebuah keris Puputan Badung yang diiringi panji-panji perjuangan Puri Satria bergerak menuju Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung.
Pembukaan rangkaian kegiatan ditandai dengan peletakan keris Puputan Badung di podium oleh Wali Kota Denpasar didampingi Waki Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara serta Panglingsir Puri Agung Satria Anak Agung Ngurah Wira Bima Wikrama.
Seusai pembukaan "Mahabandana Prasada", kegiatan dilanjutkan dengan penampilan gong kebyar di panggung sisi selatan, Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung.
Pembukaan dikemas dengan sajian beragam kesenian, mulai dari Tari Rejang Dewa, Tari Baris Gede, Tari Baris Bandana Manggala Yuda, Tari Barong Ket, Tari Rangda dan Tradisi Ngunying.
Selain itu, atribut sakral berupa pasepan, gentapinara pitu serta sunggu juga menjadi bagian dari pawai kirab pusaka Puputan Badung.
Baca juga: Napi Kerobokan tampilkan tari puputan margarana yang menceritakan perjuangan Ngurah Rai
Kadis Kebudayaan Kota Denpasar selaku Ketua Panitia Mahabandana Prasada I Gusti Ngurah Bagus Mataram mengatakan bahwa kegiatan tersebut serangkaian Peringatan HUT ke- 113 Puputan Badung.
Kegiatan pentas budaya digelar selama tiga hari hingga Senin (23/9) dengan balutan tema besar "Puputan Badung Diva Prabha Tandava" dengan menekankan semangat Puputan Badung dalam memuliakan "Taksu" (kharisma).
Selama tiga hari pelaksanaan kegiatan tersebut turut disajikan beragam kesenian mulai dari Kesenian Ngelawang sebelum pembukaan pada Jumat (20/9). Pada Sabtu (21/9) digelar pementasan kesenian Joged Bumbung, dilanjutkan pada Minggu (22/9) dengan pelatihan Kendang bersama maestro dan Pementasan Kesenian Disabilitas oleh Sanggar Sandi Muni Kumara. Sedangkan Senin (23/9) turut dilaksanakan Cipta Karya bersama Komika dan diakhiri dengan pementasan Bondres.
Mataram mengatakan, selain "Maha Bandana Prasada" juga turut dilaksanakan Parade Gong Kebyar dan Kesenian Klasik Kota Denpasar yang di mulai 20 September hingga 28 September 2019. Adapun peserta dari parade ini merupakan perwakilan dari empat kecamatan dengan jumlah peserta kelompok (sekaa) sebanyak 44 sekaa.
Yakni Sekaa Gong Kebyar Taman Kanak-kanak sebanyak empat sekaa, Sekaa Gong Kebyar Anak-anak sebanyak 12 sekaa, Sekaa Gong Kebyar Wanita sebanyak delapan sekaa dan Sekaa Kesenian Klasik sebanyak 24 sekaa.
Baca juga: Kodam IX/Udayana tampilkan sosiodrama perjuangan I Gusti Ngurah Rai
Baca juga: Kembang api hiasi langit Denpasar
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019