harus meningkatkan lagi kesiapannya seperti tadi di saat kita sedang lari harusnya tidak boleh ada kendaraan lewat agar kita bisa fokus

Pontianak (ANTARA) - Masyarakat Kota Pontianak tetap antusias dan ramai mengikuti Khatulistiwa Run yang dimulai dari Taman Alun-Alun Kapuas hingga berakhir di Kawasan Tugu Khatulistiwa meskipun di ada kabut asap karhutala (kebakaran hutan dan lahan).

"Ada sekitar 1.000 peserta mengikuti Khatulistiwa Run kali ini. Masyarakat antusias dan meriah mengikutinya," ujar satu di antara anggota panitia penyelenggara kegiatan itu, Meli, di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan Khatulistiwa Run yang merupakan pertama kali digelar juga rangkaian Festival Kulminasi Matahari 2019. Perhelatan kulminasi Matahari berlangsung sejak 21-23 September 2019.

"Selain kegiatan Khatulistiwa Run juga dilanjutkan dengan Festival Kulminasi Matahari 2019 yang juga dilakukan di Tugu Khatulistiwa. Oleh karenanya masyarakat masih terlihat ramai memadati Tugu Khatulistiwa," kata dia.

Baca juga: Wali Kota Pontianak instruksikan tunda olahraga karena asap karhutla

Satu di antara peserta Khatulistiwa Run yang merupakan peserta dari Jakarta mengaku senang dan seru atas perhelatan tersebut.

Menurut dia, kegiatan kali ini memiliki sensasi tersendiri.

"Kegiatan seperti ini cuma ada di waktu-waktu tertentu saja. Apalagi Khatulistiwa Run kan baru pertama kali di Pontianak. Jadi sayang kalau tidak ikut serta meramaikan kegiatan ini meski saya gagal menjadi juara," jelas dia.

Peserta lainnya, Rahmat yang juga datang dari Jakarta, mengharapkan panitia bisa terus meningkatkan pengemasan kegiatan itu pada masa mendatang.

"Menurut saya kegiatan ini sudah baik. Namun, saya berharap bisa ditingkatkan lagi karena saya bukan pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini. Tapi saya lihat yang di Pontianak harus meningkatkan lagi kesiapannya seperti tadi di saat kita sedang lari harusnya tidak boleh ada kendaraan lewat agar kita bisa fokus," kata dia.

Festival Kulminasi Matahari 2019 diisi dengan sejumlah agenda, seperti tarian budaya, edukasi kulminasi, pelatihan lomba mi sagu, dan Festival Kopi Pancong.

Baca juga: Sejumlah warga Pontianak mulai keluhkan sesak napas dan sakit kepala
Baca juga: Pontianak liburkan sekolah hingga sampai waktu belum ditentukan

Pewarta: Dedi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019