Samarinda (ANTARA) - Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Bentang Alam Wehea-Kelay, Kabupaten Kutai Timur dan Berau, Kalimantan Timur mendata terdapat 2.502 spesies yang hidup di bentang alam tersebut dengan perkiraan di antara tumbuhannya berpotensi sebagai obat-obatan.

"Kekayaan hayati di Bentang Alam Wehea-Kelay masih banyak yang belum terekspose pemanfaatannya, maka kami perlu keterlibatan civitas akademika untuk melakukan penelitian lebih lanjut," ujar Ketua Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay Suyitno di Samarinda, Minggu.

Sebanyak 2.502 spesies yang telah di data Suyitno bersama tim itu terdiri atas 1.282 orangutan, 713 jenis tumbuhan, 77 jenis mamalia, 270 jenis burung, 46 jenis reptil, 70 jenis amfibi, dan tercatat ada 44 jenis kupu-kupu.

Baca juga: Tiga spesies baru Kukang ditemukan di Kalimantan

Baca juga: LIPI Temukan Spesies Anggrek Baru di Kalimantan


Sebelumnya, saat memberikan kuliah umum dalam Sosialisasi KEE Wehea-Kelay di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Suyitno menjelaskan di kawasan ini masih terbuka untuk dieksplorasi tentang sumber obat-obatan (biofarmaka), seperti bajakah yang bisa membantu kesehatan manusia.

Ia mengatakan bahwa Forum KEE terbuka untuk mereka yang memiliki tujuan sama, yakni konservasi orangutan Kalimantan Timur. Fakultas Kehutanan Unmul menjadi anggota paling akhir dalam forum yang kini beranggotakan 23 lembaga ini.

Menurut dia anggota forum terdiri dari perwakilan pemegang konsesi (perkebunan sawit, hutan alam dan hutan tanaman industri), kemudian masyarakat Wehea, pemerintah daerah, organisasi pemerhati lingkungan dan balai penelitian pemerintah.

Bergabungnya Unmul di forum ini, tentu bisa melengkapi kinerja tim dalam melindungi kawasan penting koridor orangutan di luar kawasan konservasi, khususnya dari sisi kajian ilmiah. Saat ini anggota forum mengelola sekitar 360 ribu hektare kawasan dari target 532 ribu hektare.

Ia berharap pada tahun 2020, seluruh bentang alam bisa dikelola secara efektif. Apalagi disadari bahwa pengelolaan bentang alam ini penting karena sumber mata air, potensi hutan sebagai ekowisata, sumber oksigen, dan tempat tinggal spesies endemik, sehingga fokus Forum KEE adalah melindungi habitat dan populasi orangutan.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Rudianto Amirta mengatakan, kerja sama dengan KEE Wehea-Kelay akan menjadi peluang dalam pengelolaan KEE-KEE lainnya, maka diharapkan kegiatan ini menjadi inisiasi membangun rincian kebutuhan KEE ke depan.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019