Berlin, (ANTARA News) - Ratusan ribu pendukung Jerman berharap bisa berpesta namun harus pulang dengan kekecewaan setelah tim kesayangan mereka dikalahkan Spanyol 0-1 pada final Euro 2008, Minggu (Senin dinihari WIB).
Lebih dari 600.000 orang memadati pusat kota Berlin di dekat Brandenburg Gate untuk bersama-sama menyaksikan pertandingan melalui layar raksasa.
Akan tetapi kegembiraan yang tampak saat tim mereka mengalahkan Portugal pada perempatfinal dan Turki di semifinal berganti kekecewaan setelah Spanyol mengekspos semua kelemahan Jerman.
Suasana damai masih terpancar usai pertandingan meski ada beberapa orang saling melempar kaleng bir. Beberapa di antara penonton itu tampak meneteskan air mata.
"Sial, sungguh sial. Kami kalah. Saya sangat kecewa terhadap tim," kata seorang pria yang mengenakan seragam timnas Jerman di Brandenburg Gate.
Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan sebelum pertandingan, 75 persen penduduk Jerman yakin tim mereka bisa mengalahkan Spanyol dan sebagian besar lainnya mengaku lega karena tidak harus menghadapi Rusia di final.
Pandangan Jernih
Tetapi beberapa penggemar berpandangan lebih jernih mengenai pertandingan tersebut.
"Spanyol layak menang. Kami bermain buruk, semua tidak berjalan benar. Tetapi itulah sepak bola --penderitaan kami adalah kebahagiaan mereka," kata seorang penggemar berusia 30-an yang juga mengenakan seragam timnas.
Salah satu harian besar Jerman Bild juga menggambarkan kekecewaan tetapi mengakui bahwa Spanyol memang sekelas lebih baik.
Sementara itu harian the Express yang terbit di Cologne menulis, "Tetap tegakkan kepalamu Jerman, Spanyol memang lebih baik."
Sekitar satu setengah jam setelah pertandingan, ribuan penggemar yang kecewa berjalan perlahan dan dalam diam di sepanjang Kurfuerstendamm, salah satu jalan utama di Berlin Barat.
Beberapa suporter menyalakan kembang api, meniup peluit dan berteriak "Deutschland" tetapi suasana terasa hambar.
Walau demikian, beberapa anak muda tampaknya memutuskan untuk tetap berpesta di pub dan restoran untuk mengurangi rasa kecewa dengan mendengarkan musik disko dan menenggak berkaleng-kaleng bir.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008