Yerusalem, (ANTARA News) - Kabinet Israel memberikan lampu hijau, Minggu, bagi pertukaran tahanan dengan Hizbullah, meski dua prajurit yang ditangkap milisi Lebanon itu dua tahun lalu diketahui telah tewas. Sebanyak 22 dari 25 anggota kabinet memberikan suara yang mendukung kesepakatan itu, dimana dua prajurit Israel -- atau jasad mereka -- akan diserahkan untuk ditukar dengan lima pejuang Lebanon dan sejumlah orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Perjanjian pertukaran itu disetujui meski Perdana Menteri Ehud Olmert mengatakan kepada kabinetnya bahwa kedua prajurit itu, Eldad Regev dan Ehud Goldwasser, telah tewas. "Teori awal kita adalah prajurit-prajurit itu masih hidup... Kini kita tahu secara pasti bahwa tidak ada peluang mengenai hal itu," kata Olmert, namun ia tetap mendesak para menterinya agar menyetujui kesepakatan tersebut. Regev dan Goldwasser ditangkap oleh gerilyawan Hizbullah dalam serangan lintas batas yang mematikan pada 12 Juli 2006, yang menyulut perang 34 hari yang menghancurkan di Lebanon. "Sebagai pertukaran atas kembalinya prajurit-prajurit yang diculik, negara Israel akan membebaskan tahanan-tahanan yang ada di penjaranya dan akan menyerahkan mayat serta informasi," kata pemerintah dalam dokumen yang disetujui kabinet. "Tahanan Samir Kantar dan empat pejuang ilegal Lebanon yang dipenjara oleh Israel akan dibebaskan ke Lebanon," kata dokumen itu. Kantar, seorang anggota Front Pembebasan Palestina, menjalani hukuman seumur hidup setelah pengadilan Israel pada 1980 menjatuhkan hukuman 542 tahun kepadanya atas dakwaan membunuh dua orang dan seorang anak perempuan berusia empat tahun dalam serangan di Israel utara pada 1979. Israel juga akan menyerahkan mayat "puluhan penyusup dan teroris, termasuk delapan anggota Hizbullah", kata dokumen tersebut. Jika perjanjian itu dilaksanakan, Israel juga akan membebaskan orang-orang Palestina yang ditahan di penjaranya. "Jumlah dan kewarganegaraan tahanan yang dibebaskan akan ditetapkan sesuai dengan kebijakan negara Israel," kata dokumen itu. Menurut Olmert, tujuan Hizbullah sejak awal adalah membebaskan Kantar. "Penangkapan dua prajurit oleh Hizbullah bertujuan memaksa Israel membebaskan Samir Kantar," kata Olmert selama pertemuan Minggu itu. Penangkapan kedua prajurit itu menyulut perang yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, di Lebanon dan 160 orang, sebagian besar prajurit, di Israel. Hizbullah menolak memberikan komentar mengenai kesepakatan pertukaran itu. "Kami akan memberikan pernyataan jika tahanan-tahanan telah diserahkan kepada kami," kata jurubicara Hizbullah Hussein Rahhal di Beirut.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008