Kita juga perlu mengembangkan dan menghidupkan kembali kearifan lokal yang mendukung perlindungan genetik sebagai strategi untuk tetap menjaga keunikan genetik hewan-hewan lokal,

Malang (ANTARA) - Pengamat peternakan yang juga dosen Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malam (UMM), Aris Winaya menjelaskan pemanfaatan bioteknologi dalam upaya konservasi hewan ternak menjadi salah satu solusi dalam upaya ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan sekaligus dapat mempertahankan plasma nutfah agar tidak punah.

Menurut Aris Wijaya di Malang, Sabtu, untuk memproteksi hewan lokal yang menjadi potensi di Indonesia, bisa dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkarakterisasi serta memonitor hewan-hewan lokal yang dinilai terancam punah.

Selain itu, tambah Aris penggunaan ternak lokal harus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak berhenti, sehingga gen tetap tersedia dalam jangka waktu yang lama. Material sampel genetik harus cukup untuk disimpan guna memastikan keamanan gen unik lokal yang terancam punah.


Baca juga: Bioteknologi untuk tingkatkan produktivitas pertanian di ibu kota baru

"Kita juga perlu mengembangkan dan menghidupkan kembali kearifan lokal yang mendukung perlindungan genetik sebagai strategi untuk tetap menjaga keunikan genetik hewan-hewan lokal," lanjutnya.

Menurut dia, kearifan lokal merupakan strategi yang cukup jitu untuk menjaga genetik, karena Indonesia yang masih menghormati kearifan lokal yang digagas oleh leluhur mereka. Dengan demikian, penjagaan genetik dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat.

Akhir-akhir ini, ketahanan pangan menjadi topik yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan. Tidak hanya di Indonesia, ketahanan pangan juga kerap menjadi pembahasan yang serius di kancah internasional.

Oleh karena itu, saat ini mengharuskan adanya peningkatan hasil pangan, baik dari pertanian maupun peternakan.

Baca juga: Indonesia miliki industri bioteknologi pertama di Asia Tenggara

Namun, peningkatan hasil pangan tersebut tidak dapat mengimbangi pertumbuhan populasi penduduk setiap tahunnya, sehingga ada kekhawatirkan pada masa mendatang akan mengalami kekurangan pangan.

Untuk membedah kekhawatiran akan terjadinya kekurangan pangan tersebut, belum lama ini, Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia di Jakarta bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang menggelar "Biotechnology Youth Outreach" di UMM (18/9).

Dalam gelaran Biotechnology Youth Outreach tersebut menghadirkan Director of Indonesian Biotechnology Information Centre, Prof Bambang Sugiharto. Dalam presentasinya Prof Bambang membahas mengenai Agricultural Biotechnology.

Ia mengungkapkan keuntungan bioteknologi tanaman tersebut tidak hanya untuk menyediakan kesediaan pangan yang lebih banyak.

"Pengembangan bioteknologi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, serta kualitas dan nilai nutrisi pada makanan. Bioteknologi sendiri juga sejalan dan mendukung pelestarian lingkungan, sehingga Bioteknologi bisa sebagai solusi ketahanan pangan," jelasnya.

"Berbagai cara terus kita lakukan untuk menunjang ketahanan pangan. Salah satunya dengan inovasi teknologi bioteknologi ini," kata Bambang.

Baca juga: Unej hadirkan pakar hadapi kekurangan pangan melalui bioteknologi

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019