Palu (ANTARA News) - Musisi legendaris, Iwan Fals "menyihir" sekitar 20 ribu pengunjung yang memadati lapangan Bukit Jabal Nur, dalam sebuah konser musik di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu.Dalam konser yang bertajuk "Satu Hati" itu Iwan Fals tampil selama hampir tiga jam dengan membawakan lebih 20 lagu yang sudah akrab di telinga penggemar fanatiknya.Diawali dengan lagu Mukadimah, penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto ini menyapa ribuan penggemarnya yang sudah memadati lapangan sejak pukul 14.00 waktu setempat. Penonton yang sebagian besar kaum muda pun tanpa dikomando serentak bernyanyi bersama dengan sang idola. Pengunjung terlihat semakin memanas dengan berjingkrak sambil bernyanyi bersama di setiap lagu yang dilantunkan oleh legenda hidup musik Indonesia itu. Ratusan petugas keamanan disiagakan untuk mengawasi penonton supaya tidak melompat pagar pembatas. Penonton yang antusias selalu meminta Sang Bintang untuk menyanyikan lagu Bento sambil teriak "Bento... Bento... Bento". Tidak ingin mengecewakan penggemarnya, Iwan Fals yang tampil dengan lima anggota bandnya langsung membawakan "lagu wajib" tersebut. Penonton pun tambah bersemangat bernyanyi saat air dari tangki mobil pemadam kebakaran mengguyur kepala dan tubuh mereka. Di saat jeda, Iwan Fals berpesan kepada penggemarnya untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar, karena menurutnya alam di Palu sangat indah dan memesona. "Jangan biarkan alam yang indah ini rusak. Ini adalah karunia Tuhan yang harus kita jaga bersama," kata Iwan Fals yang tampil mengenakan kaos putih dengan paduan celana jins biru. Setelah tampil membawakan puluhan lagu andalannya, antara lain Tikus Kantor, Bongkar, Pesawat Tempur, Nak, Pangeran Brengsek, Maaf Cintaku serta Serdadu, Iwan Fals menutup konser dengan lagu Ibu. Namun setelah lagu tersebut, penonton seolah tak puas dan meminta Iwan Fals untuk menyanyikan sebuah lagu lagi. Akhirnya, Ayahanda almarhum Galang Rambu Anarkhi ini menyanggupi permintaan penggemarnya dengan menutup pertunjukan dengan lagu Kemesraan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008