Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Malaysia menganggap komentar terhadap pertemuan Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri India Narendra Modi tentang pendakwah Dr Zakir Naik di berbagai platform dan sosial media dinilai menyesatkan.
"Beberapa pihak telah membuat komentar yang tidak bersahabat dengan meragukan fakta dan kebenaran yang diucapkan oleh Perdana Menteri kami, Tun Dr. Mahathir Mohamad, dalam tanggapannya baru-baru ini terhadap pertanyaan media tentang Dr Zakir Naik," ujar Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Saifuddin Abdullah kepada media, Jumat. .
Tidak hanya komentar-komentar tersebut sinis dan menyesatkan, ujar Saifuddin, semuanya juga jauh dari kebenaran karena itu komentar-komentar tersebut tidak pantas.
"Perdana Menteri dengan sederhana dan jujur menyatakan hal yang sebenarnya tentang apa yang terjadi selama pertemuannya dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada 5 September 2019 di Vladivostok, Federasi Rusia," katanya.
Ia pasti bisa menjamin kebenaran tersebut karena secara pribadi hadir dalam pertemuan antara kedua pemimpin tersebut.
"Saya sangat mendesak para pihak untuk tidak berspekulasi dan membuat tuduhan yang tidak berdasar," katanya.
Dia mengatakan Malaysia dan India memiliki hubungan yang kuat dan komprehensif selama lebih dari enam dekade karena itu ikatan beraneka ragam yang kuat ini telah saling menguntungkan masyarakat kedua negara.
Sebelumnya diberitakan Perdana Menteri India Narendra Modi tidak memohon tuntutan ekstradisi atas Dr Zakir Naik ketika bertemu Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad di Vladivostok, Rusia.
Mahathir mengatakan Modi hanya menyebut nama Zakir namun tidak mengulas apakah masalah sebenarnya yang dihadapi oleh India dan tidak meminta apa-apa darinya.
Mahathir mengemukakan hal itu pada jumpa pers pada hari terakhir lawatan kerja di Kyoto, Jepang (7/9).
Baca juga: PDRM minta polisi negara bagian hentikan program Zakir Naik
Baca juga: Paspor dicabut, Zakir Naik tak miliki kewarganegaraan
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019