Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, akan diperiksa menyangkut tuduhan baru sodomi, kata polisi, Sabtu. Tuduhan serupa membuatnya dipenjarakan satu dasawarsa lalu.
Partai Keadilan yang dipimpin Anwar menyatakan bahwa salah satu pembantunya, Saiful Bahari, telah ditangkap dan "dipaksa" membuat pernyataan bahwa ia disodomi oleh pemimpin oposisi itu.
"Ya, kami telah menerima laporan polisi dari seorang pembantu Anwar Ibrahim (yang mengatakan) ia telah disodomi. Tapi tidak, kami tidak akan menangkap Anwar pada saat ini," kata wakil kepala polisi Ismail Omar sebagaimana dilaporkan AFP.
"Kami akan menyelidiki terlebih dulu laporan itu. Kami akan memeriksa dan melakukan langkha-langkah yang diperlukan sebelum menerbitkan surat perintah penangkapan," katanya.
Para petinggi Partai Keadilan mengatakan bahwa Anwar dan para pejabat partai telah mengadakan pembicaraan mengenai krisis tersebut dan mengkhawatirkan bahwa ia akan segera ditangkap.
"Para pemimpin partai telah membicarakan langkah berikutnya yang akan diambil dan segera akan mengeluarkan satu pernyataan resmi," kata seorang pejabat partai.
Pemimpin oposisi Malaysia itu adalah mantan wakil perdana menteri dan menteri keuangan namun dipecat dan dipenjarakan dengan tuduhan sodomi dan korupsi.
Anwar, yang diingat banyak orang tampil di pengadilan dengan mata hitam setelah dipukuli oleh kepala polisi, mengatakan tuduhan itu dimotivasi secara politik.
Ia menghabiskan enam tahun di penjara hingga tuduhan seks itu dibatalkan, tapi penghukuman karena korupsi menjauhkannya dari politik hingga belakangan ini.
Pada Maret ia memimpin aliansi partai oposisi dan mencapai perolehan yang belum pernah terjadi yaitu merebut sepertiga kursi parlemen dan lima negara bagian dari koalisi Barisan Nasional yang telah memerintah selama setengah abad.
Sejak itu ia menyatakan telah memiliki cukup dukungan anggota parlemen pamerintah untuk membentuk pemerintah baru.
Keberhasilan oposisi itu sangat mengguncang Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Dia bahkan harus menolak permintaan yang datang bertubi-tubi untuk mundur karena kegagalan dalam pemilihan itu.
Satu partai kecil dalam koalisi yang berkuasa, bulan ini menyerukan mosi tidak-percaya terhadap perdana menteri itu dan mempertimbangkan untuk bergabung dengan oposisi pimpinan Anwar.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008