Surabaya (ANTARA News) - Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengaku dirinya akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin (30/6) malam."Saya sudah dihubungi Jaya Suprana (presdir perusahaan jamu Cap Jago, Semarang) yang menanyakan soal itu, maka saya katakan saya bertemu SBY pada Senin malam," katanya di Surabaya, Sabtu.Ketika berbicara dalam rapat akbar PKB di Pesantren Miftahul Ulum, Jl Bolodewo, Surabaya asuhan KH Maghrobi Choyadi, ia mengatakan dirinya memang ingin mengakomodasi SBY dalam beberapa hal."Sampean suka dengan SBY?," tanya mantan presiden ke-4 RI itu kepada peserta rapat akbar yang hadir, kemudian massa menjawab, "Tidak."Jawaban massa itu ditimpali Gus Dur dengan mengatakan, "Sama, saya juga begitu, tapi saya akan bertemu SBY untuk menyampaikan apa yang saya akomodir dari dia (SBY)," katanya. Menurut cucu pendiri NU Hadratussyeikh KHM Hasyim Asy`ari itu, dirinya akan memanfaatkan pertemuan dengan SBY untuk menanyakan keberanian SBY dalam memberantas korupsi dan menata negara. "Kalau dia berani ya saya dukung, kalau tidak ya tidak, saya akan `blak-blakan` (terbuka) saja, saya akan katakan kalau saya hanya dapat mengakomodir dia sedikit saja," katanya. Pembangunan elitis Didampingi putrinya Zannubah Arifah Chofsoh (Yenny Wahid) yang juga Sekjen DPP PKB, Gus Dur mengatakan pembangunan saat ini masih bersifat elitis. "Pembangunan yang ada masih menguntungkan kelompok kaya dan kalangan elitis, sedangkan rakyat tetap mlarat (miskin), karena itu SBY harus berani menata negara," katanya. Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku bila dirinya terpilih kepada sebagai presiden, maka dirinya akan meluruskan pembangunan yang elitis selama 62 tahun Indonesia merdeka itu. "Indonesia saat ini memiliki utang Rp158 triliun dengan Rp118 triliun diantaranya untuk membayar utang, sehingga Indonesia akan tetap seperti sekarang," katanya. Oleh karena itu, katanya, presiden harus berani melakukam moratorium selama lima tahun saja untuk meminta penangguhan utang. "Kalau itu dapat dilakukan seperti di Argentina dengan moratorium tiga tahun, maka rakyat akan makmur, karena uang Rp158 triliun dapat diorientasikan untuk rakyat dalam lima tahun," katanya. Usai ceramah Gus Dur, putrinya Yenny Wahid membuka Muscablub PKB Surabaya dari pesantren asuhan KH Maghrobi Choyadi itu, namun Yenny juga mengkampanyekan Cagub PKB Jatim DR H Achmady.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Dulu waktu jadi presiden apa yg gus sdh lakukan,kan gak ada. Paling bawa sanak famili keliling dunia ngabisin uang rakyat juga kan Gus.Dan terus terang saya dan pasti sebagian besar orang Indonesia tidak akan memilih Gus kalo mencalonkan diri pemilu akan datang.