Pangkalpinang, (ANTARA News)- Harga gas elpiji di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) naik lagi, mencapai Rp130.000 per tabung isi 12 kg dari Rp125.000 per tabung isi 12 kg, akibat kelangkaan yang terus terjadi dan membuat warga semakin mengeluh, terutama dalam sebulan terakhir. "Ya, harga elpiji sekarang makin sulit dijangkau. Harganya pun bervariasi di tingkat agen dan pedagang pengecer namun masih di kisaran harga tinggi. Saya sudah tiga hari ini membeli gas Rp130.000,-/satuan isi 12 kg,padahal sebelumnya Rp125.000,"ujar Yuni, pemilik warung makan di Pangkalpinang, Sabtu. Yuni berharap pihak terkait, seperti DPRD dan pemerintah daerah serta pihak pertamina jangan hanya diam saja melihat krisis elpiji yang semakin menyulitkan warga. "Saya berharap pihak terkait segera mengatasi persoalan ini, terutama menertibkan harga di tingkat agen dan pengecer yang hanya semaunya menetapkan harga,"ujarnya. Harapan serupa juga disampaikan, Ratna, ibu rumah tangga lainya. Harga elpiji naik dua kali lipat dari harga normalnya. "Dulu harga elpiji hanya berkisar Rp50.000 sampai Rp65.000 per ttabung isi 12 kg. Sekarang sudah mencapai Rp125.000 hingga Rp130.000 per tabung isi 12 kg," ujarnya. Sedangkan Emiati, ibu rumah tangga di Pangkalpinang, mengataka, tidak jadi soal dengan tingginya harga gas elpiji asalkan tidak sulit mendapatkannya. "Berapa pun harga gas elpiji ditetapkan agen dan pedagang pengecer, saya akan beli. Persoalannya, sudah lah harga tinggi, barangnya langka," ujarnya. Sementara Joko, seorang agen elpiji di Pangkalpinang mengatakan, pasokan gas elpiji dari Pertamina terbatas, sehingga ia terpaksa mengurangi jumlah permintaan konsumen agar semuanya dapat bagian. "Mengenai mahalnya harga gas elpiji, saya hanya mengikuti perkembangan pasar. Hampir semua agen dan pedagang elpiji menaikkan harga, otomatis saya pun demikian. Disamping memang disebabkan kelangkaan stok," ujarnya. Iskandar, seorang tokoh masyarakat di Pangkalpinang mengatakan, melonjaknya harga elpiji diduga adanya praktik penimbunan dilakukan oknum tertentu agar bisa menjual dengan harga mahal. "Aparat kepolisian harus mengusut dan membongkar praktik penimbunan ini karena mendorong melonjaknya harga gas elpiji. Saya pikir, persoalannya disitu, disamping mengawasai dan mengontrol pendistribusianya," ujarnya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008