Surabaya (ANTARA News) - Kalangan pelatih olahraga di Jawa Timur membentuk organisasi tersendiri sebagai wadah untuk komunikasi dan pengembangan profesi yang diberi nama Ikatan Pelatih Olahraga (IPO). Pelatih Panahan Jatim, Denny Trisyanto yang ditunjuk tim formatur sebagai Ketua IPO Jatim kepada wartawan di Surabaya, Jumat, mengatakan rencana pembentukan organisasi profesi itu sudah berlangsung sejak dua tahun silam. "Saat ada penataran pelatih Jatim dua tahun silam, rencana ini sudah dimunculkan, tapi baru sekarang direalisasikan," katanya didampingi Wakil Ketua IPO Jatim, Danang Soekandar (sofbol), Bendahara M.Syadeli (gulat) dan jajaran pengurus lainnya. Menurut Denny, tujuan dari pembentukan organisasi ini diantaranya untuk pengembangan kualitas pelatih di Jatim, advokasi dan meningkatkan kerjasama dengan berbagai instasi dan lembaga untuk kemajuan olahraga di Jatim. Pelatih Puslatda Panahan Jatim ini mengakui kalau selama ini belum ada organisasi pelatih baik di pusat maupun daerah. "Kalau organisasi atlet nasional sudah ada, tapi pelatih belum ada. Mudah-mudahan IPO ini bisa menjadi embrio lahirnya organisasi pelatih di tingkat pusat," ujarnya. Pada tahap awal, jumlah pelatih di Jatim yang sudah bergabung di IPO sekitar 60-an orang dan dipastikan akan terus bertambah setelah organisasi ini disosialisasikan kepada masyarakat. Wakil Ketua IPO Jatim, Danang Soekandar menambahkan pelatih yang bisa menjadi anggota IPO adalah mereka yang cabang olahraganya di bawah pembinaan KONI Jatim. "Pelatih yang ada di kecamatan, sekolah, perguruan tinggi dan lainnya, bisa menjadi anggota, asalkan cabornya menjadi binaan KONI," ujarnya. Danang Soekandar yang juga pelatih sofbol Jatim ini mengakui bahwa tidak semua pelatih mendukung pembentukan organisasi ini. "Prinsipnya, organisasi ini ingin menjadi wadah komunikasi dan pengembangan diri bagi pelatih, karena nantinya kami berencana menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menjalankan berbagai program," tambahnya. Pelatih gulat Jatim, M.Syadeli menambahkan profesi pelatih selama ini sering disepelekan atau dinomor-duakan, padahal tugas dan tanggung jawab mereka sangat besar dalam membina dan mendidik atlet. "Tidak gampang menjadi seorang pelatih, apalagi sampai melahirkan atlet potensial dan berkelas nasional hingga dunia. Tapi kadang-kadang, peran pelatih sering terabaikan dan itu yang ingin kami perjuangkan," ujar Bendahara IPO Jatim ini.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008