Palangka Raya (ANTARA) - Hingga saat ini aktivitas penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kalimantan Tengah, masih terganggu akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus terjadi di berbagai daerah.
"Jarak pandang atau 'visibility' di Bandara Tjilik Riwut saat ini masih naik turun atau fluktuatif," kata Eksekutif General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Tjilik Riwut Siswanto di Palangka Raya, Kamis.
Menurutnya, sore tadi jarak pandang yang ada di bandara adalah sekitar 900 meter, kondisi tersebut seringkali berulang di setiap minggunya selama karhutla, sehingga pihaknya pun hampir hafal kondisinya.
Baca juga: Jarak pandang Bandara Syamsudin Noor hanya 50 meter
Biasanya kondisi asap tebal antara pagi hingga siang hari. Sedangkan mulai sore hingga malam sudah mulai terbawa angin. Saat ini pihaknya beroperasi sejak pukul 05.00-20.30 WIB.
Bahkan dalam beberapa waktu terakhir, pihaknya selalu siaga dengan menempatkan para petugas dan memperpanjang jam operasi. Misalnya saat terjadinya penundaan maupun pembatalan jadwal tiga hingga empat penerbangan sekaligus.
"Kondisi di bandara akan dipenuhi penumpang dan cukup padat. Penumpang biasanya ada yang langsung mengurus pembatalan, meminta pengembalian berupa uang tunai hingga penjadwalan ulang keberangkatannya. Kami pun siaga guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan," jelasnya.
Baca juga: Jarak pandang di Pontianak hanya 50 meter
Berdasarkan pengamatan yang pihaknya lakukan selama kabut asap akibat karhutla, kondisi penerbangan justru lebih baik di saat malam hari jika dibandingkan waktu lainnya. Bahkan ada maskapai yang sengaja mengatur ulang jadwalnya, agar bisa melakukan aktivitas penerbangan lebih lancar.
"Kami pun telah mendirikan posko kesehatan di bandara dan menyediakan masker serta oksigen yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung di setiap harinya selama kabut asap akibat karhutla masih terjadi," terang Siswanto saat mengikuti rapat penanganan darurat bencana karhutla di Kalteng bersama pemprov.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019