Santri dan pesantren telah menjadi bagian sejarah kemerdekaan
Jakarta (ANTARA) - Peringatan Hari Santri 2019 yang mengambil tema "Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia" diluncurkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Kamis malam.
"Malam ini kita luncurkan serangkaian kegiatan memperingati Hari Santri. Ini tahun keempat sejak pertama kalinya Presiden Joko Widodo menetapkan pada 2015 lalu," kata Lukman.
Dia mengatakan Hari Santri masih terus diperingati sebagai bukti keberadaan negara di sisi pesantren yang selama ini mengambil bagian penting dalam keberagamaan, ke-Indonesiaan dan kebhinnekaan.
"Santri dan pesantren telah menjadi bagian sejarah kemerdekaan bangsa dan memiliki kontribusi besar dalam menjaga persatuan," katanya.
Baca juga: IPI apresiasi Jokowi anugerahkan Hari Santri
Lukman mengatakan pemerintah dan DPR baru saja menuntaskan tingkat pertama RUU Pesantren. Rancangan regulasi itu menjadi bagian penting pengakuan negara terhadap santri.
"Tadi pukul 18.30 WIB kami baru saja menuntaskan pembahasan tingkat pertama RUU Pesantren. Disetujui anggota panja tentang pesantren. Setelah tingkat pertama selesai akan naik tingkat kedua paripurna dan disahkan seluruh anggota DPR," katanya.
Acara peluncuran Peringatan Hari Santri 2019 diinisiasi Kementerian Agama bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri.
Pembukaan rangkaian peringatan Hari Santri dilakukan oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir.
Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015 menjadi tonggak sejarah baru bagi perjuangan kaum santri.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Bela negara itu tugas sejarah santri
Baca juga: Muhaimin: RUU Pesantren kado Hari Santri Nasional
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019