Bogor (ANTARA News) - Upaya pencarian terhadap pesawat Cassa milik TNI AU yang hilang kontak sejak Kamis (26/6) dan diduga jatuh di kaki Gunung Salak, wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), belum menemukan titik terang keberadaan pesawat nahas tersebut. "Penyisiran yang dilakukan di lereng sebelah utara Gunung Salak serta di daerah Ciawi hingga Puncak tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan bangkai pesawat," kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama Chaerudin Ray di Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaya (ATS), Bogor, Jumat. Pada Jumat pagi, dua pesawat masing-masing CN-235 dan Fokker-27 telah diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta dan menyisir lereng sebelah utara Gunung Salak. Dua helikopter jenis Bosco juga diterbangkan dari ATS untuk menyisir wilayah Ciawi hingga Puncak. Penyisiran di kedua wilayah tersebut, kata dia, dilakukan selama 2,5 jam dan keempat pesawat saat ini telah kembali ke pangkalan masing-masing. Cuaca di lereng Gunung Salak cerah dan bangkai pesawat Cassa N212-200 tersebut dipastikan tidak ada. Ia mengatakan, penyisiran di lereng utara Gunung Salak dilakukan berdasar sinyal radar saat kontak terakhir pesawat dengan Lanud ATS. Sementara penyisiran di wilayah Puncak dilakukan berdasar laporan warga. Kecelakaan tersebut, kata Chaerudin Ray, kemungkinan bukan disebabkan oleh kerusakan mesin atau masalah pada bahan bakar karena dalam kontak terakhir kedua hal itu tidak disinggung sama sekali. Menurut dia, salah satu kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat adalah adanya awan rendah di lereng gunung. Namun itu pun belum bisa dipastikan karena belum diketahui ketinggian terbang pesawat saat kejadian. Sementara itu, Wakil Kepala Staf TNI-AU (Wakasau) Marsdya TNI I Gusti Made Oka mengatakan, pencarian pesawat nahas itu akan terus dilanjutkan. Sekitar pukul 14.15 WIB, dua helikopter Bosco kembali diberangkatkan dari Lanud ATS untuk menyisir lereng selatan Gunung Salak yaitu di wilayah Pamijahan hingga perbatasan Sukabumi. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008