Khar, Afghanistan, (ANTARA News) - Kelompok militan Taliban Pakistan Jum`at menjatuhi hukuman mati terhadap dua orang Afghanistan di depan ribuan orang setelah kedua laki-laki itu dituduh melakukan mata-mata untuk kepentingan pasukan Amerika Serikat, kata seorang korenponden AFP dan para pejabat di sini. Baku-tembak juga membubarkan kerumunan massa itu setelah pembunuhan di dekat Khar, kota terbesar di distrik wilayah suku di wilayah baratlaut, Bajaur, tersebut, yang mengakibatkan delapan orang lainnya cedera, kata koresponden tersebut dan para saksi mata. Kelompok militan memenggal kepala salah seorang dari mereka dan menembak tewas yang lain, setelah menuduh mereka menyampaikan informasi kepada pasukan koalisi di Afghanistan, yang melakukan serangan rudal terhadap Bajaur pada Mei lalu, yang menewaskan 14 orang. "Terjadi hukuman mati yang dilakukan di depan umum oleh kelompok militan terhadap dua orang, yang diculik dua hari yang lalu oleh Taliban dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata," kata seorang pejabat keamanan setempat kepada AFP. Ia menambahkan bahwa hal itu terjadi 10 kilometer di barat Khar. Seorang koresponden AFP yang menyaksikan pelaksanaan hukuman mati itu mengatakan, lebih dari 5.000 orang berkumpul di lapangan terbuka untuk menyaksikan hukuman tersebut. Kelompok Taliban kemudian mengumumkan melalui alat pengeras suara bahwa lelaki tersebut adalah mata-mata yang memasok informasi kepada pasukan AS di Afghanistan, yang mengakibatkan terjadinya serangan udara oleh pasukan koalisi pada 14 Mei lalu. "Kedua lelaki tersebut wajahnya ditutupi dan tangan mereka diikat. Salah seorang dari mereka dipancung dengan pedang di tengah teriakan Allahu Akbar, dan seorang lainnya ditembak dengan senjata Kalashnikov," kata koresponden itu. Setelah hukuman mati usai kelompok Taliban mulai melakukan tembakan ke udara sebagai tanda kegembiraan. Namun beberapa tembakan jatuh ke kerumunan massa yang menyebabkan delapan orang cedera. "Selanjutnya timbul kekacauan, kami berusaha untuk menyelamatkan diri," kata seorang saksimata. Pada Mei lalu, kelompok militan juga memenggal kepala seorang tentara paramiliter Pakistan dan melemparkan mayatnya di tempat sampah disertai catatan yang mengatakan, bahwa dia dibunuh sebagai balasan serangan rudal di Damadola, di daerah Bajaur. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008