Jakarta (ANTARA) - Penyanyi Niki Zefanya atau yang lebih populer disapa dengan sebutan Niki, membagi kisahnya mengenai tantangan dalam perjalanan karir bermusik yang dilalui dia di Los Angeles, Amerika Serikat, yang ia mulai sejak 2017.
Niki menyebut, tantangan terbesarnya selama terjun di dunia musik ialah bagaimana ia tetap menjadi dirinya sendiri di tengah banyaknya talenta yang ikut bersaing di dunia musik Amerika Serikat.
"Salah satu tantangan saya adalah bagaimana saya tetap menjadi diri saya sendiri dengan karya saya, dan menyampaikan pesan yang jelas dalam setiap karya saya. Apalagi banyak sekali talenta di luar sana," kata Niki pada konferensi pers di Guess Central Park, Jakarta Barat, Kamis.
Namun, seiring berjalannya waktu serta dukungan dari teman-teman satu labelnya, 88rising, penyanyi beraliran R&B dan indie folk ini mulai menemukan warnanya dan lebih berani untuk membagi karyanya bersama kepada khalayak luas.
88rising sendiri merupakan sebuah label rekaman yang menaungi beberapa musisi seperti Keith Ape, Joji, Higher Brothers, dan rapper asal Indonesia Brian Immanuel atau Rich Brian.
"Dan di 88rising, mereka membantu saya untuk tetap mengenal diri saya sendiri dan bisa melakukan pengenalan budaya (Asia)," ujar Niki.
"Terlebih, banyak wajah Asia di dalamnya, dan diharapkan talenta Asia bisa lebih go global," kata musisi wanita pertama di 88rising itu.
Niki Zefanya merupakan penyanyi yang lahir dan besar di Jakarta pada 24 Januari 1999.
Pelantun lagu "Lowkey" itu kemudian tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat untuk menempuh karir bermusiknya.
Ia sempat masuk dalam daftar The Best New Artists of 2018 versi media Complex, dan lagunya yang berjudul "Move!" juga menjadi lagu latar saat Apple memperkenalkan seri terbaru arloji pintar seri terbarunya, Apple Watch 5 beberapa waktu lalu.
Baca juga: 88rising umumkan kolaborasi seni dengan Hajime Sorayama
Baca juga: Enam solois Indonesia akan pentas di Los Angeles
Baca juga: Musisi-musisi lokal yang terkenal di mancanegara
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019