Wina (ANTARA News) - Kunci kemenangan meyakinkan 3-0 pada semifinal yang diraih Spanyol atas Rusia pada Euro 2008 adalah menguasai lapangan tengah setelah Cesc Fabregas masuk menggantikan striker cedera David Villa, kata pelatih Luis Aragones, Kamis waktu setempat (Jumat WIB). "Ketika (Fernando) Torres dan Villa ada di sana kami memiliki sedikit masalah dalam mendominasi lapangan tengah. Namun saat Cesc masuk, kami dapat memegang kendali," kata Aragones dalam konferensi pers. "Kami terlihat bermain lebih baik dengan satu striker dibanding dua striker, karena kami lebih mengendalikan dan dapat melakukan lebih banyak tekanan di lapangan tengah." Fabregas memberi tambahan semangat baru ke lapangan tengah saat dia masuk pada menjelang akhir babak pertama dan Spanyol meraih keunggulan pada awal babak kedua saat Xavi meneruskan umpan silang Andres Iniesta. Spanyol mengambil kendali penuh pertandingan setelah gol tersebut dengan Fabregas merancang gol kedua yang dicetak pemain pengganti Daniel Guiza dan kemudian memberi umpan matang bagi gelandang David Silva untuk melengkapi kemenangan dengan gol ketiga. "Kami memulai pertandingan dengan jenis sepak bola yang cocok bagi Rusia, bermain terlalu banyak bola panjang di depan," kata Aragones. "Namun sekali kami mengendalikan penguasaan bola, kemudian saya berpikir ini permainan paling lengkap kami di turnamen ini dan melakukan itu di semifinal sangat sulit." Aragones memuji pencapaian timnya dengan maju ke final untuk pertamakalinya dalam 24 tahun. "Tim bermain dengan mentalitas juara. Mereka banyak belajar dari Piala Dunia lalu. Mereka sadar itu bukan sekedar sebuah pertanyaan bagaimana bermain bagus namun juga belajar bagaimana berkompetisi," kata Aragones. "Cesc dan pemain lainnya di tim sudah berpengalaman selama 28 tahun meskipun mereka baru 21 atau 22 tahun. Tim ini juga memiliki sensasi Piala Dunia." Aragones mengatakan meskipun dia senang merayakan kemenangan itu, namun perhatiannya sudah beralih pada pertandingan final melawan Jerman. "Saya sangat senang meskipun saya tidak memperlihatkannya. Saya senang terutama bagi grup karena mereka sudah melakukan segalanya untuk layak sebagai juara, namun kami masih harus meraih satu langkah lagi." "Jerman adalah Jerman dan mereka terlihat akan menang melawan siapapun lawan yang mereka hadapi.. Kita lihat saja apakah mereka membiarkan kami bermain, namun sangat sulit bagi tim manapun untuk menghadapi kami, terutama saat kami menambah kecepatan pada permainan kami." "Secara fisik Jerman lebih kuat, namun kami bermain dalam kecepatan yang tim lain telah lebih lelah dibanding kami," kata Aragones, seperti dikutip Reuters. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008