Indonesia jadi negara nomor dua target serangan siber setelah Mongolia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendorong kolaborasi sumber daya manusia (SDM) di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) untuk meningkatkan keamanan siber di kawasan ini.
"Kolaborasi khususnya di SDM. Kuncinya itu di SDM," kata Rudiantara kepada wartawan dalam ASEAN Chief Information Security Officer Forum 2019 dengan tema "The Art of Cyber Security: Towards a Safer ASEAN 2025" di Auditorium BJ Habibie di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis.
Rudiantara menuturkan pemberdayaan manusia menjadi penting dalam menguasai dan mengembangkan teknologi dan strategi keamanan siber yang terbaru dan canggih untuk menghadapi serangan siber.
Baca juga: BSSN : Pentingnya penerapan keamanan siber di semua sektor
Rudiantara mengusulkan adanya suatu pusat pendidikan untuk keamanan siber di ASEAN.
Rudi menuturkan hingga sore hari, ada lebih dari 51 jutaan serangan siber yang terjadi, dan Indonesia menjadi negara nomor dua untuk target serangan siber tersebut setelah Mongolia. Kebanyakan serangan berasal dari malware dan trojan.
Menurut dia, peralatan, mekanisme dan teknologi canggih akan kurang bermanfaat jika tidak didukung dengan SDM yang mumpuni di bidang keamanan siber. Oleh karena itu, investasi di bidang SDM harus dilakukan dan ditingkatkan bagi negara-negara di ASEAN.
Rudiantara menuturkan dengan semakin terkoneksinya orang, dan semakin berkembangnya dunia maya, maka serangan-serangan siber juga akan semakin canggih dan masif.
Baca juga: Tips aman lindungi akun medsos
Untuk itu, semua negara ASEAN harus semakin memproteksi diri dan memperkuat kapasitas diri terutama di bidang sumber daya manusianya untuk mampu mengatasi dan melawan serangan siber.
Saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang menjalankan program 1.000 gladiator bidang keamanan siber yang akan lulus pada 2019 dengan tujuan agar anak-anak yang dididik itu mampu menguasai keamanan siber dapat masuk ke perusahaan dan bekerja dengan keahliannya memproteksi perusahaan dari serangan siber.
"Semua harus kerja sama kolaborasi sehingga kita melihatnya one ASEAN (satu ASEAN) dalam konteks 'cyber security' (keamanan siber)," ujarnya.
Baca juga: Isu keamanan mengintai penyimpanan cloud
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019