Ke depannya, kami ingin memanfaatkan Batam menjadi pusat pelatihan tersebut
Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Singapura sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam bidang pengembangan pendidikan vokasi, guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, terutama dalam kesiapan menghadapi era industri 4.0.
“Kami ingin program yang sudah terlaksana pada tahun lalu dan tahun ini masih bisa dilanjutkan. Bahkan, jumlah pesertanya kami targetkan lebih banyak lagi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp1.162,83 triliun untuk cetak SDM unggul
Tahun ini, Kemenperin memfasilitasi pelatihan kepada kepala sekolah dan guru produktif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Institute of Technical Education (ITE) Singapura. Hal itu sebagai tindak lanjut dari program pendidikan vokasi yang "link and match" antara SMK dengan industri di sejumlah daerah.
“Pelatihan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kemenperin dengan Temasek Foundation dan ITE Educational Service (ITEES) dalam rangka merevitaliasi SMK yang dilakukan Kemenperin,” tuturnya.
Dalam implementasinya, ITEES sudah melatih 74 guru produktif SMK untuk pelatihan bidang pendidikan teknik dan vokasi (TVET). “Mereka mendapatkan program peningkatan keterampilan teknis di bidang teknik mesin, teknik listrik, dan otomasi industri,” sebut Eko.
Baca juga: Kemenperin pasok SDM industri tekstil mumpuni
Selain itu, juga digelar program Lokakarya Pelatihan Kepemimpinan (Leaders Training Workshop/LTW) untuk 25 kepala sekolah SMK.
Program tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan profesional guru dan perangkat manajemen sekolah kejuruan untuk mengelola unit TVET di Indonesia secara profesional.
“Ke depannya, kami ingin memanfaatkan Batam menjadi pusat pelatihan tersebut. Jadi, bisa sebagai supporting bagi industri-industri di sekitarnya, terutama yang berbasis teknologi tinggi,” terangnya.
Apalagi, menurut Eko, di Batam memiliki kawasan yang fokus mengembangkan sektor andalan dalam penerapan industri 4.0 seperti perusahaan elektronika.
“Tentunya, apabila ada fasilitas penyediaan SDM kompeten, akan menjadi daya tarik bagi para investor yang ingin masuk. Misalnya, saat ini Batam menjadi pusat pertumbuhan industri smartphone di Indonesia,” imbuhnya.
Selain itu, Kemenperin akan memanfaatkan Bintan sebagai lokasi yang menjadi pusat pengembangan SDM penopang industri jasa pemeliharaan dan perbaikan (Maintenance, Repair, and Overhaul/MRO) pesawat di dalam negeri.
“Mungkin nanti kami dorong ada Politeknik untuk mendukung industri MRO,” ujar Eko.
Baca juga: Kemenperin gelar pelatihan SDM industri animasi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019