Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berpeluang menjadi pusat produksi alat berat dengan merek Jepang pada 2012 dengan produksi sekitar 10.000 unit per tahun.
"Berdasarkan data yang kami dapat dari Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) sekitar 2011 atau 2012 diharapkan produksi alat berat bisa mencapai 10 ribu unit dan Indonesia dijadikan basis produksi oleh industri yang kebanyakan dari Jepang seperti Komatsu dan Hitachi," kata staf ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri, Achdiat Atmawinata, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, nilai ekspor yang bisa diperoleh dari produksi alat berat sebanyak 10ribu unit per tahun itu sekitar 2 miliar dolar AS.
"Kita juga bisa jadi basis produksi untuk komponen alat berat yang berpeluang mengekspor sekitar 500juta dolar AS," ujarnya.
Pembangunan Pusat Pengembangan Industri Manufaktur (MIDEC) yang disepakati antara Indonesia-Jepang dalam Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (Economic Partnership Agreement/EPA) diharapkan dapat membantu tercapainya peluang tersebut.
Jepang sepakat untuk memberikan program peningkatan kapasitas untuk 13 program yaitu pengembangan industri pengerjaan logam, "mold and dye", "welding", energi, promosi ekspor dan investasi, usaha kecil dan menengah, otomotif dan komponennya, elektrik dan elektronik, baja, tekstil, petrokimia dan oleo kimia, logam bukan besi (non ferous) serta industri makanan dan minuman.
Dalam bidang otomotif, lanjut Achdiat, Indonesia diharapkan jadi basis produksi produk otomotif dengan kapasitas produksi 1 juta unit untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor.
"Sudah terlihat indikasinya, investasi Daihatsu 280juta dolar AS dan mereka berencana untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya,"tambahnya.
Sementara itu, ekspor produk elektronik pada 2012 juga diperkirakan meningkat pesat hingga mencapai 15 miliar dolar AS.
"SANYO sudah melakukan investasi 20juta dolar AS di dua lokasi 2007-2008, Panasonic sekitar 14juta dolar AS,"tuturnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008