Jakarta (ANTARA News) - Para peserta dan pembicara dalam Forum Perdamaian Dunia ("World Peace Forum"/WPF) yang digelar oleh PP Muhammadiyah pada 24-26 Juni di Jakarta, bersepakat bahwa ajaran agama bukanlah akar dari berbagai kekerasan. "Tercipta konsensus bersama bahwa agama bukanlah akar tindak kekerasan, tetapi memang kerap kali ajaran agama disalahgunakan dan digunakan sebagai alasan untuk aksi kekerasan," kata Dr William F Vendley, Sekjen "Religions for Peace", sebuah LSM yang bermarkas di New York, Amerika. Menurut William F Vendley, forum perdamaian yang dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh dunia, segala agama dan kepercayaan itu juga bersepakat untuk mendesak semua pihak melindungi kaum minoritas. "Saya tidak menunjuk salah satu `hidung` penganut agama tertentu, karena sejatinya penindasan terhadap minoritas terjadi hampir di semua agama dan kepercayaan," ujarnya. Namun, perlindungan terhadap minoritas ini disepakati sebagai hal yang tidak bisa lagi diabaikan bila dunia hendak menciptakan sebuah perdamaian yang hakiki. "Kesepakatan penting lainnya yang tercapai adalah terkait dengan ketidakadilan berbagai bentuk yang harus segera diakhiri," kata Vendley. Ia merinci berbagai ketidakadilan di sektor ekonomi, sosial, dan politik terbukti potensial menimbulkan konflik kekerasan, itu sebabnya semua pihak harus didesak agar menyudahi kondisi ini. Sementara itu Rustem Ibragim Khairov Direktur Eksekutif Yayasan Internasional untuk Kelangsungan dan Pembangunan Kemanusiaan menyatakan media massa harus secara aktif mengambil peran dalam upaya perdamaian dunia. Lewat pemberitaan yang berimbang, kata Rustem Ibragim Khairov, media akan mengurangi eskalasi konflik sekaligus mendorong langkah para pihak berkonflik ke upaya damai. Pria yang tinggal di Moskow Rusia ini mencermati pemberitaan yang tidak imbang di media massa tentang Islam tidak konstruktif terhadap upaya penciptaan perdamaian dunia. "Bila media bisa bersepakat untuk mengambil posisi yang imbang dalam memberitakan isu konflik atau perbedaan pandangan, maka provokasi bisa dicegah lebih dini," kata dia. Rustem mencontohkan media massa di Rusia sudah "terbeli" oleh uang, sehingga kerap kali berita-berita yang ditampilkan tidak berdiri di posisi yang imbang. WFP tahun ini digelar oleh PP Muhammadiyah dan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dan pembicara dari berbagai negara. "Sebagai salah satu organisasi berbasis Islam terbesar di Indonesia, PP Muhammadiyah lewat forum ini mendapat semacam stempel kredibilitas peran Muhammadiyah dan Muslim Indonesia dalam upaya penciptaan perdamaian dunia," kata Vendley.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008