Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung penuh langkah sejumlah negara yang bekerja sama untuk mengurangi jumlah kematian ibu saat melahirkan dan jumlah anak balita yang meninggal karena penyakit. Hal itu disampaikan Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal usai pertemuan Presiden Yudhoyono dengan delegasi Sherpa Group of The Network Global Leaders di Istana Merdeka Jakarta, Kamis. Dalam pertemuan itu, lanjut Dino, presiden merasa prihatin dengan masih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan dan kematian anak balita setiap tahunnya di dunia, sehingga perlu dilakukan langkah percepatan untuk terus menguranginya. Sherpa Group merupakan upaya internasional yang dimotori Pemerintah Norwegia dan Indonesia untuk memajukan program Millenium Development Goals (MDGs) poin empat dan lima mengenai kesehatan dan keselamatan ibu saat melahirkan sesuai target MDGs pada tahun 2015. "Grup ini merupakan upaya kongkrit untuk mencoba menggalang kerjasama negara-negara Eropa dan negara-negara berkembang untuk MDGs poin empat dan lima," kata Dino. Menurut dia, pertemuan di Indonesia ini merupakan perundingan kedua setelah sebelumnya mereka bertemu di Oslo pada akhir tahun lalu. Dikatakannya, dalam pertemuan sebelumnya disimpulkan bahwa untuk mencapai target MDGs diperlukan pendanaan yang kuat, sehingga dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya akan dibahas mengenai upaya penggalangan dana melalui berbagai cara seperti melakukan `swap` utang dengan program MDGs empat dan lima atau meminta bantuan internasional. "Para peserta pertemuan kali ini meminta, hasil perundingan mereka bisa dibawa Presiden Yudhoyono dalam pertemuan G8 di Tokyo pada 7-9 Juli mendatang," katanya. Presiden juga diharapkan bisa menyampaikan kepada negara-negara G8 agar turut membantu pendanaan program MDGs ini. Delegasi Indonesia dalam Sherpa Group ini terdiri dari sembilan orang dipimpin oleh anggota Wantimpres Emil Salim. Norwegia mengirim tiga orang, Belanda dan Inggris dua orang, Brasil, Chile dan Tanzani satu orang. Turut hadir dalam pertemuan itu Deputi Direktur WHO Flavia Bustreof. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008