"Pasukan pemadam kebakaran gabungan ASN, TNI dan Polri dibantu masyarakat sudah berhasil pemadamkan api, tetapi peristiwa kebakaran ini, tidak bisa dianggap sepele karena bisa berdampak pada longsor, dan banjir pada musim hujan mendatang," kata Agus Boli menjawab ANTARA seputar perkembangan penanganan kebakaran di Gunungg Ile Mandiri, Rabu (18/9).
"Saya bersama pasukan pemadam kebakaran yang berjumlah ratusan orang masih berada di puncak gunung Ile Mandiri. Kami baru selesai melakukan pemadaman titik api," katanya melalui sambungan telepon.
Baca juga: Menkes minta siagakan ambulans di berbagai titik karhutla
Baca juga: Pemkot Singkawang perpanjang libur siswa
Menurut dia, kebakaran ini tidak saja berdampak buruk pada kerusakan habitat hutan, perkebunan rusak dan gunung menjadi gundul.
Tetapi lebih dari itu, kata dia, perlu waspada siaga satu dalam tiga bulan ke depan pada saat musim barat, karena potensi longsor dan banjir bandang dapat saja menimpa Kota Larantuka.
"Seluruh masyarakat harus siaga pada saat musim hujan mendatang, karena kita semua tentu tidak ingin peristiwa kelam pada 27 Februari 1979, dan tahun 2003 silam yang begitu banyak menelan korban harta benda maupun nyawa manusia tidak terulang," katanya.
Kota Larantuka merupakan kota pantai yang terletak langsung di lereng dan kaki Gunung Ile Mandiri karena itu rentan terhadap banjir dan longsor.
"Potensi banjir bandang dan Longsornya besar karena dengan kebakaran ini, hutan di puncak sudah terbakar dan menjadi gundul sehingga air hujan dan banjir bisa terjang kota ini kapan saja," katanya.
Baca juga: Pemerintah tambah "Safe House" untuk korban kabut asap
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019