Setelah meraih 10 kemenangan dari 14 seri yang telah digelar, Mercedes kalah telak dari Ferrari, yang cepat di lintasan lurus, pada dua balapan terakhir, Spa-Francorchamps dan Monza.
Namun, tiba di Marina Bay, yang memiliki jumlah tikungan lebih banyak dari sirkuit-sirkuit lainnya, yaitu 23 tikungan, serta layout berliku-liku mengelilingi jalanan negara kota Singapura, Mercedes memiliki peluang besar mengulangi kesuksesan yang mereka raih di arena yang serupa seperti Monako dan Hungaria.
Hamilton akan mewaspadai juara dua seri sebelumnya, Charles Leclerc, yang lebih bersinar dari rekan satu timnya di Ferrari, Sebastian Vettel, sejak bergabung dengan tim bermarkas di Italia itu awal tahun ini.
"Aku tak berharap balapan selanjutnya dengan berpikir itu akan memudahkan jalan kami," kata Hamilton soal sang rival dari Monako itu.
"Aku harap kami berdua bisa kompetitif, aku ingin pertarungan ini berlanjut," ungkap Hamilton seperti dikutip AFP.
Baca juga: Leclerc juara di Monza, duet Mercedes lengkapi podium
Jelang GP Singapura, udara di atas Singapura sempat terganggu oleh kabut asap yang diduga karena kebakaran lahan di Indonesia beberapa hari belakangan.
Jika menang di akhir pekan nanti, Hamilton akan melengkapi hattrick kemenangan beruntun di GP Singapura dalam tiga tahun terakhir.
"Kami tahu Spa dan Monza akan menyulitkan kami," kata bos tim Mercedes Toto Wolff.
"Di atas kertas, kami seharusnya kuat di Singapura, begitu juga Red Bull. Kita lihat nanti apakah kami bisa mengalahkan mereka di sana.
"Tapi aku yakin jika Ferrari telah belajar dan akan memiliki paket yang bagus."
Hamilton saat ini memimpin klasemen pebalap dengan selisih 63 poin dari rival terdekatnya, Valtteri Bottas, rekannya di Mercedes dengan tujuh balapan tersisa hingga akhir musim.
Dengan kemenangan tahun lalu di Singapura, pebalap asal Britania itu menyamai rekor Sebastian Vettel dengan empat kemenangan.
Jika ia bisa menambah trofi juara, Minggu nanti, maka juara dunia lima kali itu akan menjadi pebalap dengan jumlah kemenangan terbanyak di Singapura serta mempersembahkan kemenangan keempat secara beruntun bagi Mercedes di sana.
Baca juga: Mercedes pasok mesin ke Williams hingga 2025
Sementara itu, Ferrari, setelah meraih dua kemenangannya musim ini, bisa berharap kepada faktor cuaca atau safety car, yang selalu muncul di GP Singapura sejak balapan itu digelar untuk pertama kali pada 2008.
Vettel yang terlibat tabrakan dengan sejumlah pebalap di awal lomba 2017 pun perlu menahan diri dan tak membuat ulah.
Juara dunia empat kali asal Jerman itu dikenai sanksi di Italia karena kembali ke trek dengan tidak aman setelah melintir di tikungan. Dia kini tinggal memiliki jatah tiga poin penalti jika tidak mau dilarang ikut satu balapan.
"Setelah dua akhir pekan positif di Belgia dan Italia, balapan di Singapura tak terlihat terlalu bagus di atas kertas bagi kami," kata pebalap Ferrari Charles Leclerc.
"Bisa menjadi akhir pekan yang sulit bagi kami, tapi kami akan berusaha sebaik mungkin untuk meraih hasil yang bagus."
Baca juga: Ferrari tak mau pasangkan Verstappen dengan Leclerc
Mercedes dan Ferrari tak boleh melupakan Red Bull yang bisa menjadi penantang utama mereka karena trek di Singapura cenderung cocok dengan tim yang memiliki sasis mobil yang gesit.
Tim berlambang banteng merah itu juga selalu finis runner-up di lima tahun terakhir GP Singapura.
Max Verstappen, yang memberi Hamilton perlawanan ketat di Hungaria dan finis kedua setelah pebalap Britania tahun lalu di Singapura itu akan menatap akhir pekan nanti untuk hasil yang lebih baik.
Pebalap Thailand keturunan Inggris, Alexander Albon, yang menjalani debut apik bersama Red Bull di paruh kedua musim, juga akan berharap tampil impresif di balapan yang digelar dekat dengan tanah kelahirannya itu.
Baca juga: Bos Toro Rosso inginkan Albon tetap di Red Bull musim depan
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019