Jakarta (ANTARA News) - Center for Information and Development Studies (Cides) menilai setidaknya ada lima nama di internal Golkar yang layak menjadi bakal calon presiden Partai Golkar untuk 2009-2014. Dua di antaranya duduk sebagai eksekutif partai serta tiga lainnya merupakan Dewan Penasihat DPP Golkar, yakni Jusuf Kalla, HR Agung Laksono, Surya Paloh, Letjen TNI (Pur) Prabowo Subianto, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X, ujar Direktur Eksekutif Cides, Syahganda Nainggolan, di Jakarta, Kamis. Dikatakannya bahwa kelima nama itu bukan saja pantas dipersiapkan Golkar sebagai bakal calon presiden, namun kelimanya juga memiliki bobot ketokohan yang besar berikut pengakuan publik nasional, sehingga bisa" dijual" pada Pilpres 2009. "Ibaratnya, Golkar hanya tinggal menggodok di antara putra-putra terbaiknya. Siapa pun hasil akhirnya, pasti yang paling baik dari lima yang terbaik itu. Jadi, Golkar tidak perlu menunda-nunda karena tokoh-tokoh terbaiknya sudah tersedia," ujarnya. Menurut Syahganda, selaku partai besar Golkar tidak boleh berdiam diri terlalu lama untuk memastikan siapa sebenarnya yang pantas dimunculkan menjadi bakal calon presiden dari partai itu, mengingat waktu pelaksanaan Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden kini semakin dekat. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga merupakan partai besar sekelas Golkar, kata Syahganda, bahkan sudah jauh hari menetapkan Ketua Umum-nya, Megawati Soekarnoputri, menjadi satu-satunya bakal calon presiden pada Pilpres 2009. "Dengan demikian, PDIP memiliki persiapan sekaligus keleluasaan waktu yang lebih awal, di samping telah bekerja membangun semangat kader-kadernya untuk kepentingan pencalonan Megawati," jelasnya. Syahganda juga mengaku heran mengapa Golkar belum berani memutuskan sikap mengenai pencalonannya tersebut. "Masyarakat luas, khususnya simpatisan Golkar, tentu sangat berharap adanya penegasan Golkar terkait pencalonan untuk presiden mendatang, termasuk parpol yang menghendaki dibentuknya koalisi dalam rangka Pilpres 2009," ujarnya. Belum lagi, harapan dari kalangan kader ataupun fungsionaris Golkar daerah. Kader Partai Golkar di berbagai daerah sejauh ini boleh jadi memiliki "kegamangan politik" akibat belum dituntaskannya siapa bakal capres partai berlambang beringin ini. Dengan segera dicapainya keputusan Golkar mengenai pencalonan untuk Pilpres 2009, diyakini akan langsung memberi spirit baru bagi kader-kadernya, menyusul banyaknya kader Golkar yang terpukul oleh kekalahan Pilkada di sejumlah daerah. "Kalau terlambat mengusung calon, Golkar akan menghadapi risiko mahal tidak bekerjanya faktor waktu dan tenaga secara maksimum," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008