Washington (ANTARA News) - Pemanasan global akan mengancam keamanan nasional AS dalam 20 tahun dengan mendorong imigrasi gelap, bencana kemanusiaan, ketak-stabilan politik dan terorisme, kata seorang pejabat intelijen Rabu."Kami menilai perubahan iklim global akan memiliki dampak luas bagi kepentingan keamanan nasional AS selama 20 tahun ke depan," kata Thomas Fingar, Wakil Direktur Analisis Intelijen Nasional, ketika menyampaikan pendapat di hadapan satu komite gabungan Senat. Ia mengutip laporan yang menunjukkan perkiraan logis antara pemanasan global dan meningkatkan rekrutmen bagi aksi teror.Fingar mengatakan Sub-Sahara Afrika, Timur Tengah dan Asia Tengah serta Tenggara adalah daerah yang paling mudah terkena dampak bencana yang berkaitan dengan pemanasan global, termasuk kemarau, banjir, cuaca buruk dan kelaparan, yang dapat merusak kestabilan situasi politik di beberapa negara dan menyulut konflik regional mengenai sumber daya alam. Meskipun perubahan cuaca saja takkan menggulingkan pemerintah mana pun dalam dua dasawarsa ke depan, tapi dampaknya akan menambah besar masalah yang ada seperti kelaparan, ketegangan sosial, kemerosotan kondisi lingkungan hidup dan lemahnya berbagai lembaga politik, katanya. Menurut laporan, National Intelligence Assessment, Afrika adalah salah satu wilayah paling rentan, tempat kemarau yang meningkat dapat memangkas hasil pertanian yang bergantung pada hujan hingga separuh dalam 12 tahun mendatang. Di Asia, antara 120 juta dan 1,2 miliar orang akan mengalami kekurangan pasokan air dan hasil pertanian tampaknya mengalami kemerosotan 10 persen hingga 2025. Namun, Fingar menyatakan pengaruh berbagai upaya guna mengekang pemanasan global dengan mengubah kebijakan energi bagi kepentingan keamanan nasional AS bahkan mungkin lebih besar dibandingkan dengan perubahan iklim itu sendiri. Kongres tahun lalu meminta diungkapkannya laporan "rahasia" intelijen, salah satu dari serangkaian laporan yang meliputi analisis atas semua 16 lembaga mata-mata AS mengenai kebijakan luar negeri, masalah keamanan dan ekonomi global. Anggota parlemen dari partai Demokrat, Selasa malam, mengeritik Gedung Putih karena telah berusaha "membenamkan kenyataan keamanan masa depan akibat pemanasan global".(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008