Niamey (ANTARA News) - Gerilyawan pimpinan suku Tuareg di Niger menyerahkan empat sandera berkebangsaan Prancis kepada Palang Merah Internasional, Rabu, tiga hari setelah mereka menculiknya di bagian utara negara yang bersebelahan dengan Nigeria itu, demikian pernyataan kelompok gerilyawan itu dan Palang Merah.
"Kami baru saja menyerahkan, di satu tempat yang aman ... keempat warganegara Prancis kepada Palang Merah," kata Gerakan Keadilan Niger (MNJ) dalam pernyataan yang disiarkan di laman Internet http://m-n-j.blogspot.com.
MNJ telah menyatakan gerakan gerilyawan tersebut menahan empat warganegara Prancis yang bekerja untuk perusahaan nuklir, Areva, dalam tindakan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah Niger untuk menjamin keselamatan penanam modal asing.
Juan Coderque, dari kantor regional Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Senegal mengatakan, "Kami dapat mengkonfirmasi bahwa keempat warganegara Prancis itu, dan seorang warganegara Niger, telah diserahkan kepada ICRC."
Ia menambahkan, "Kami akan menyerahkan mereka kepada pemerintah Niger. Jika segalanya berjalan lancar itu akan terjadi besok (Kamis)."
Kelompok gerilyawan itu mulanya menyatakan mereka akan membebaskan sandera paling cepat Ahad, tapi beberapa pejabat kemanusiaan di wilayah tersebut menyatakan pengaturan praktis bagi penyerahan sandera di Niger utara telah selesai.
MNJ, yang dipimpin oleh suku berpindah Tuareg, mengingini otonomi lebih besar bagi wilayah utara dan bagian lebih besar dari hasil penjualan uranium yang digali di sana oleh perusahaan Perancis.
Pembayaran dari penjualan uranium telah melonjak dalam dua tahun terakhir dan negara itu berharap dapat menjadi produsen uranium nomor 2 paling lambat hingga 2011 berkat tambang baru yang akan dibuka oleh Areva dan China Nuclear International Uranium Corp. (Sino-U).
"Mengenai Areva, kami harap perusahaan tersebut akan menerima pesan kami untuk mempertimbangkan menghindar salah pengertian pada masa depan," demikian antara lain isi pernyataan MNJ yang dikutip Reuters.
Pada Selasa, kelompok gerilyawan itu menyatakan helikopter militer pemerintah berusaha menyerang pangkalannya di Niger utara, sehingga membahayakan nyawa sandera, dalam upaya untuk mendiskreditkan gerakan gerilyawan.
Para pejabat pemerintah, yang mencap gerilyawan itu sebagai penyelundup narkotika, penyelundup senjata dan bandir tanpa keabsahan politik, belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008