Para pengungsi dibawa menggunakan bus Trans Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Trotoar Kebon Sirih di dekat Kantor UNHCR (Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa- Bangsa untuk Pengungsi) telah kosong dari keberadaan para pencari suaka yang sempat menduduki tempat tersebut.
Berdasarkan pantauan Antara pada pukul 20.00 WIB baik para pencari suaka maupun tenda yang biasanya mereka gunakan untuk tidur di malam hari sudah tidak terpasang dan tidak terlihat.
"Mereka jam 06.00 WIB diangkut pakai bus TransJakarta ada tiga," kata Budi, salah satu personel keamanan salah satu tempat makan dekat trotoar Kebon Sirih saat ditemui Antara di lokasi, Rabu.
Budi mengatakan para pencari suaka tersebut dibawa kembali ke Gedung penampungan eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat.
"Tadi ada Satpol PP juga yang ngawal sama polisi," kata Budi.
Salah satu pencari suaka yang berasal dari Irak, Zabi membenarkan bahwa teman-temannya yang mengungsi di trotoar Kebon Sirih telah dipindahkan namun tidak diketahui tujuannya.
"Mereka dijemput sama pihak imigrasi, tapi tidak tahu dibawa kemana," kata Zabi melalui pesan singkat yang diterima Antara.
Baca juga: Pemkot Jakarta Pusat imbau pencari suaka Kebon Sirih jaga ketertiban
Baca juga: Pencari suaka Kebon Sirih tidak ingin kembali ke Kalideres
Baca juga: Pencari suaka Kebon Sirih diwajibkan gulung tenda setiap pukul 6 pagi
Saat dikonfirmasi oleh Antara, pihak imigrasi Jakarta Pusat menjawab tidak mengetahui kabar pemindahan para pencari suaka trotoar Kebon Sirih itu.
"Belum ada informasi dari teman- teman Rudenim (Rumah Tendensi Imigrasi)," kata Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Jakarta Pusat Alvian Bayu saat dihubungi.
Sebelumnya, para pencari suaka telah kembali menduduki daerah trotoar dekat Gedung Kantor UNHCR sejak Jumat (13/9).
Mereka merupakan pencari suaka yang berasal dari gedung Eks Kodim yang berjumlah 53 orang dan telah menandatangani perjanjian dengan UNHCR untuk keluar dari gedung tersebut sejak tanggal 5 September 2019.
Ratusan pengungsi Afghanistan duduki Jalan Kebon Sirih
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019