Basel, (ANTARA News) - Sukses Jerman melangkah ke final Euro 2008 setelah menyingkirkan Turki 3-2, Kamis dinihari WIB, membuat pelatih Joachim Loew bisa melepaskan bayang-bayang Jurgen Klinsmann dan sekaligus membuktikan bahwa ia lebih baik dari pendahulunya itu. Empat tahun lalu, banyak pihak yang meragukan kemampuannya ketika Loew, 49 tahun, yang sebelumnya menjadi asisten pelatih Klinsmann, dipercaya sebagai pelatih setelah Jerman meraih peringkat ketiga di Piala Dunia 2006. "Bagi saya ia lebih daripada seorang asisten pelatih," komentar Klinsmann mengenai pria yang menjadi penerusnya itu. Tapi meski Loew memimpin Jerman menjadi tim yang pertama kali lolos ke putaran final Euro 2008, ia masih belum bisa lepas dari bayang-bayang Klinsman walau sudah menangani tim nasional selama dua tahun. Ia hanya dianggap sekadar meneruskan "revolusi" yang telah diterapkan sebelumnya oleh Klinsmann. Sebelumnya, Klinsmann yang juga sudah dua tahun menangani tim Jerman, berhasil mengubah cara permainan timnya, dari berorientasi bertahan menjadi tim yang lebih mengutamakan permainan cepat dan menyerang. Namun dengan sukses mengantar Jerman ke final turnamen besar untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 2002, Loew pun kemudian mendapat pengakuan. Setelah mengalahkan Polandia 2-0 di pertandingan perdana Euro 2008, Loew sempat dikecam ketika secara mengejutkan ditaklukkan Kroasia 1-2. Beruntung mereka berhasil mengalahkan Austria 1-0 sehingga akhirnya lolos ke babak perempat-final. Usai kekalahan dari Kroasia, Loew kemudian berjanji untuk memberikan kepada setiap pemainnya bagian dari pikiran yang ada di benaknya. Ia meninggalkan pola 4-4-2 yang selama ini dianut oleh tim Jerman, menggantinya dengan pola baru yang lebih inovatif, yaitu pola 4-5-1. Portugal, yang sepanjang babak penyisihan tampil perkasa dan muncul sebagai salah satu tim favorit, akhirnya takluk di tangan Jerman di babak perempat-final. Tim asuhan Loew kemudian melangkah babak empat besar. Menurut pemain belakang Per Mertesacker, Loew berhasil membawa tim Jerman ke tingkat yang lebih baik dalam dua tahun terakhir. "Saya kira jika melihat lagi ke belakang pada dua turnamen sebelumnya, kami belum pernah mencapai hasil seperti ini," kata Mertesacker, pemain asal Werder Bremen itu. "Kami telah tumbuh bersama sebagai sebuah tim, sebuah unit kerja. Tampil di kandang sendiri pada 2006 sebenarnya merupakan sebuah keuntungan bagi kami di Piala Dunia, tapi pada Euro 2008 kali ini, kami sudah matang," katanya. "Jurgen Klinsmann telah pergi, tapi warisannya masih hidup. Tapi kami melangkah ke final melalui perjuangan kami sendiri, bukan karena keberuntungan," katanya. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008