Makassar (ANTARA) - Mengenang mendingan Prof Bacharuddin Jusuf Habibie, sejumlah seniman melakukan aksi melukis wajah BJ Habibie dan istrinya Ainun di lorong jalan Abdul Kadir, Kelurahan Mallesutasi Kota Pare Pare, Sulawesi Selatan.
"Karena Habibie identik dengan Pare Pare, maka kita juga akan menggambar pesawat BJ Habibie untuk mengenang jasa-jasa beliau," kata pelukis Arif di Pare Pare, Rabu.
Lukisan tembok tersebut menggambarkan BJ Habibie dan Hasri Ainun dilukis di lorong kemudian diberi nama lorong Habibie Ainun.
Lukisan yang berukuran panjang 30 meter ini dibuat sejumlah seniman lukis Kota Pare Pare untuk mengenang serta tidak melupakan jasa-jasa Presiden ke-3 Indonesia ini yang juga merupakan putra daerah Sulsel.
Sementara, Lurah Mallesutasi, Shodiq Umar mengatakan, lukisan ini didedikasikan kepada mendiang eyang Habibie bersama istrinya Ainun Habibie sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya dan cinta sejati pasangan ini.
"Tujuan warga untuk membuat lorong cinta Habibie Ainun ini untuk mengenang cintanya Habibie ke Ainun, dimana BJ Habibie Waktu kecil tinggal di sini," katanya.
Shodiq menambahkan, lorong yang diberi nama Habibie Ainun ini salah satu lorong yang paling sering dilewati BJ Habibie sewaktu kecil.
"Lorong ini yang paling sering di lewati Pak Habibie di waktu masa kecilnya untuk ke masjid," tambah dia.
Lukisan tembok tersebut diinisiasi oleh Wali Kota Pare Pare, Taufan Pawe, yang ingin menjadikan Bj Habibie sebagai inspirator bagi anak lokal yang ada sekarang hingga bisa mengikuti jejak Habibie menjadi tokoh di dunia internasional.
"Wali Kota menginginkan dan ingin menjadikan Kota Pare Pare disamping kota ulama juga ingin menjadikan Habibie Ainun sebagai icon, agar supaya semangat belajar kita untuk bisa mencontohi Bj Habibie yang dikenal dunia," ujarnya.
Pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat untuk datang memberikan do'a dan yasinan mengenang tujuh hari pascakepergian BJ Habibie sebagai bapak demokrasi dan teknologi bangsa Indonesia.
"Kami mengajak siapa pun itu bagi masyarakat Kota Pare Pare dapat untuk hadir pada hari Kamis, 19 September untuk melakukan yasinan dan tahlilan serta do'a bersama mengenang tujuh hari kepergian almarhum," tambahnya.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019