Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat pasca intervensi di pasar valas oleh bank sentral.
Rupiah ditutup menguat 33 poin atau 0,24 persen menjadi Rp14.067 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.100 per dolar AS.
"BI hari ini melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF. Intervensi ini membawa hasil yang positif untuk mata uang garuda walaupun mata uang lainnya mengalami pelemahan," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.
Menurut Ibrahim, ada kemungkinan Bank Indonesia dalam pertemuan bulan depan akan kembali menurunkan suku bunga guna untuk menstabilkan ekonomi sehingga pasar dalam negeri kembali bergairah.
Dari eksternal, investor semakin sulit menerka hasil rapat komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang diumumkan Kamis dini hari waktu Indonesia.
The Fed diperkirakan akan memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan minggu ini dan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan pada Juli 2019 lalu.
Dari eksternal lainnya, harga minyak turun sekitar enam persen setelah menteri energi Arab Saudi mengatakan kerajaan telah sepenuhnya memulihkan produksi minyaknya, menyusul serangan selama akhir pekan yang menutup lima persen dari produksi minyak global.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.079 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.065 per dolar AS hingga Rp14.084 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.080 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.100 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019