Pemerintah Indonesia mengundang pelaku bisnis Korea Selatan untuk berinvestasi dalam pengembangan industri baterai mobil listrik.
“Teknologi baterai adalah kunci masa depan, tidak hanya untuk kendaraan listrik tetapi juga energi terbarukan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu.
Pemerintah mulai membangun pabrik bahan baku untuk pembuatan baterai mobil atau motor listrik, dengan peletakan batu pertama PT QMB New Energy Materials di Kawasan Industri Morowali (IMIP), Sulawesi Tengah.
PT QMB New Energy Materials tersebut merupakan wujud kerja sama antara perusahaan China, Indonesia dan Jepang, yang terdiri atas GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP, dan Hanwa.
Pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik ini ini akan dikembangkan di lahan seluas 120 hektar, dan memproduksi material energi baru dari nikel laterit yang dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua.
Namun, bahan mentah itu perlu diolah lagi hingga menjadi baterai yang siap digunakan untuk kendaraan listrik. Saat ini, industri dalam negeri belum mampu memproduksi battery cell dan battery pack yang siap digunakan oleh kendaraan listrik.
Karena itu, Airlangga mendorong investasi dari Korea Selatan untuk memproduksi battery cell tersebut.
“Saya yakin Korea memiliki sumber daya untuk berinvestasi di sektor ini. Indonesia sangat terbuka, kami dapat menyediakan banyak insentif bagi investor untuk sektor ini,” kata Airlangga.
Baca juga: Pemerintah incar investasi baterai kendaraan listrik
Sebelumnya diberitakan perusahaan otomotif asal Korea Selatan Hyundai Motor Company akan membangun pabrik mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, senilai satu miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun.
Menurut Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, produsen mobil terbesar asal Negeri Ginseng itu akan membangun pabrik mobil listrik yang semua proses perakitannya dilakukan di Tanah Air.
Sementara untuk produksi baterai lithium, Luhut telah mendorong perusahaan Korea Selatan LG untuk masuk ke Indonesia dan bekerjasama dengan Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL) asal China. CATL merupakan salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar dunia.
Wakil Ketua bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Shinta W. Kamdani secara terpisah menuturkan bahwa pengembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air adalah upaya Indonesia untuk turut menjadi pemain global pada era revolusi industri 4.0.
Dengan menjadi bagian dari rantai pasokan untuk produksi barang-barang berteknologi tinggi, Indonesia tengah fokus dalam memproduksi seluruh komponen kendaraan listrik.
“Saya pikir pasti Korea bisa menjadi mitra strategis kami untuk mencapai tujuan ini, mengingat Korea telah menjadi pemain global yang terkenal dalam menghasilkan barang-barang berteknologi tinggi,” kata Shinta.
Baca juga: Moeldoko prediksi kendaraan listrik akan terjangkau di masa depan
Baca juga: Korsel paparkan hambatan pengusaha untuk berinvestasi di Indonesia
Baca juga: Kembangkan mobil listrik, 1 Januari 2020 tidak ada lagi ekspor nikel
Baca juga: Menperin jajal motor listrik dengan sistem ganti baterai
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019