Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur melakukan pemanggilan kepada PT Transportasi Jakarta untuk mengklarifikasi terkait seorang pria yang diduga menjadi pegawainya melakukan percobaan bunuh diri di Jatinegara, Rabu pagi.
"Kita masih panggil orang Transjakarta-nya," kata Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo, di Jakarta.
Alasan pemanggilan terhadap perwakilan dari operator transportasi publik Transjakarta itu menyusul petunjuk identitas perusahaan pada sejumlah dokumen yang dibawa pria tersebut di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pada pemeriksaan awal, kata Hary, polisi menemukan sejumlah berkas surat rekapan laporan transaksi penjualan Bus Rapid Transit (BRT) Jak Lingko Transjakarta di dalam tasnya.
Seragam celana dan pakaian yang pria tanpa identitas itu juga mirip dengan yang biasa dikenakan oleh pegawai Transjakarta dan operator transportasi Jak Lingko.
Namun untuk memastikan yang bersangkutan pegawai dari perusahaan tersebut, pihaknya perlu mengonfirmasi hal itu melalui perwakilan perusahaan.
Polisi sampai saat ini masih mendalami secara intensif peristiwa itu, apakah korban bunuh diri atau penganiayaan.
Pria tanpa identitas ditemukan polisi dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan pendarahan di bagian pergelangan tangan kiri.
Dugaan sementara polisi, pria tersebut mencoba bunuh diri karena ditemukan luka sayatan di bagian nadi pergelangan tangan serta temuan pisau cutter di TKP.
Dugaan sementara polisi, pria tersebut mencoba bunuh diri karena ditemukan luka sayatan di bagian nadi pergelangan tangan serta temuan pisau cutter di TKP.
Laporan itu didapat tim kepolisian Jakarta Timur sekitar pukul 06.00 WIB di perlintasan kereta kawasan Gunung Antang, Jatinegara, Jakarta Timur.
Pria tersebut saat ini dalam perawatan intensif di RSCM Jakarta Pusat.
"Dia sudah sadar, tapi belum bisa diajak bicara," kata Hery.
Baca juga: Pria berseragam TransJakarta coba bunuh diri di Jatinegara
Baca juga: Pria berseragam TransJakarta coba bunuh diri di Jatinegara
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019