New York, (ANTARA News) - Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi WIB, menyusul berita penurunan data ekonomi kepercayaan konsumen AS dan pasar perumahan. Dan bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tak berubah. Data ekonomi tersebut menundukkan kemungkinan Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada waktu berikutnya akibat memuncaknya kekhawatiran inflasi dan melambungnya hrag minyak, sehingga dolar tertekan, demikian AFP. Mata uang tunggal Eropa naik menjadi 1,5565 dolar sekitar 2100 GMT, naik dari 1,5513 dolar pada akhir perdagangan Senin di New York. Terhadap mata uang Jepang, dolar dipindahtangankan pada 107,83 yen, turun dari 107,87 yen sehari sebelumnya. Dolar memikul penurunan baru karena indeks kepercayaan konsumen AS jatuh pada Juni di tengah berkembangnya kekhawatiran tentang pekerjaan dan ekonomi. Indeks yang dipantau dengan seksama oleh pasar karena belanja konsumen mencatat dua per tiga dari pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan. Perusahaan riset bisnis Conference Board, mengatakan indeks bulanan dari kepercayaan konsumen telah jatuh menjadi 50,4 poin pada Juni dari 58,1 poin pada Mei. Kepercayaan konsumen Juni merupakan kelima terendah sejak indeks diluncurkan pada 1967. Penurunan kepercayaan lebih curam daripada perkiraan sebagian besar para analis 57,0 poin. "Penilaian konsumen saat ini kondisinya terus berkembang menjadi lebih negatif dan memberikann kesan ekonomi masih berjalan dengan `gigi` (kecepatan) rendah," kata Lynn Franco, direktur Conference Board Consumer Research Centre dalam sebuah pernyataannya. Dolar juga tertekan oleh beruta penurunan pasar perumahan yang memasuki penurunan terpanjang lebih dari dua tahun. Harga rumah di beberapa kota mencatat rekor harga tahunan terendah pada April karena pasar properti masih bermasalah, menurut indikator harga rumah Standard and Poor`s/Case-Shiller. Satu komponen dari laporan, yang mengukur harga properti di 10 kawasan metropolitan utama, memperlihatkan sebuah rekor penurunan 16,3 persen dalam 12 bulan hingga April karena pasar rumah yang buruk menunjukkan beberapa sinyal pengurangan. Para analis mengatakan pertemuan dua hari para pembuat kebijakan the Fed, yang dibuka di Washington, Selasa, kemungkinan akan menghasilkan tidak ada perubahan suku bunga AS. The Fed memperluas ekspektasi untuk mempertahankan suku bunga utamanya dipatok pada 2,0 persen, setelah secara agresif menurunkan suku bunga sejak September dalam upaya mendorong momentum ekonomi. "Pasar telah menghargakan esensi tidak berubahnya suku bunga besok, namun pasar lebih menunggu komentar yang akan diberikan Ben Bernanke dalam pernyataannya," kata analis mata uang ABN AMRO Dustin Reid dalam sebuah catatannya. Sementara euro, yang telah menguat terhadap dolar dalam setahun terakhir, menahan dampak negatif kepercayaan konsumen Jerman pada Juli, ekonomi terbesar zona euro. Survei menunjukkan bahwa konsumen Jerman mengkhawatirkan ekonomi, namun rekor inflasi zona euro kemungkinan akan mencegah para pembuat kebijakan dari penurunan suku bunga. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar turun menjadi 1,0414 franc Swiss dari 1,0460 franc pada Senin. Pound dikutip pada 1,9704 dolar, naik dari 1,9651 dolar. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008