Denpasar, (ANTARA News) - Sekitar 500 tenaga kerja akan diserap dalam proses pendaur ulangan sampah menjadi energi listrik di tempat penampungan akhir (TPA) Suwung, Denpasar Selatan. "Dari jumlah tersebut diantaranya 200 pemulung yang selama ini mangkal di TPA dirangkul untuk membantu kelancaran proses penyeleksian sampah organik dan non organik," kata Direktur PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) H. Soeyoto, MBA di Denpasar Rabu. Ia mengatakan, sebanyak 200 pemulung yang terbagi dalam tiga kelompok itu tetap melakukan aktifitas pengumpulan barang-barang bernilai ekonomi dari sisa-sisa yang tidak berguna. "Mereka akan dikoordinir dalam melakukan pemilahan terhadap sampah dan hasilnya untuk yang bersangkutan. Pendapatannya selain dari penjualan barang bekas juga mendapat tambahan atas kerjanya melakukan pemilahan antara sampah organik dan non organik," kata Soeyoto. Dengan demikian beroperasinya PT NOEI untuk mendaur ulang sampah menjadi energi listrik dalam waktu dekat akan menampung tidak kurang dari 500 tenaga kerja. Soeyoto menambahkan, pendaurulangan sampah menjadi energi listrik tahap pertama diharapkan menghasilkan dua mega watt (MW) pada 1 Oktober 2008 sesuai naskah kerjasama yang ditandatangani PT NOEI dengan PT PLN Distribusi Bali. Pendaur ulangan sampah yang setiap harinya berkapasitas 800 ton diharapkan mampu menghasilkan energi listrik 9,6 MW yang diharapkan seluruhnya terealisasi pada 1 Juli 2010. Soeyoto menjelaskan, energi listrik hasil pendaurulangan sampah itu segera akan masuk dalam sistem kelistrikan Bali. Proyek yang menanam investasi 30 juta dolar AS selain menghasilkan listrik juga akan menangani masalah sampah secara tuntas di empat kota masing-masing Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang tergabung dalam wadah Serbagita.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008
Tapi saya dengar bahwa geografis wilayah Bandung tidak bisa begitu saja dibuat PLTs
Untuk membuat tempat pendaur ulangan sampah menjadi sumber energi listrik diperlukan syarat apa saja sih??