Sudah pasti kami akan membantu, tapi bukan berarti kami membiayai sepenuhnya. Pemda Asmat hanya memberikan dukungan, itu sudah pasti. Kami juga membuka pintu jika ada pihak lain yang mau memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban kebakaran i
Timika (ANTARA) - Jajaran Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika menerjunkan tujuh personel dari Pos SAR Asmat untuk membantu mengevakuasi para korban maupun barang-barang milik para korban bencana kebakaran hebat yang melanda Agats, ibukota Kabupaten Asmat pada Selasa (17/9) dini hari.
Kepala Kantor SAR Timika Monce Brury di Timika, Rabu, mengatakan hingga kini belum ada rencana pengiriman personel tambahan ke Asmat untuk membantu penanganan pascabencana kebakaran di Agats tersebut.
"Penanganan kebakaran di Agats itu masih bisa ditangani oleh Pemkab Asmat bersama tim Basarnas dan instansi terkait di sana seperti TNI AL, Polres Asmat, Polairud dan lainnya. Belum ada rencana kami untuk pengiriman tim tambahan dari Timika," kata Monce.
Berdasarkan data yang diterima Kantor SAR Timika dari Pos SAR Asmat, Rabu, kebakaran hebat yang terjadi di area dekat Pelabuhan Kapal Fery Agats, tepatnya di Jalan Yos Sudarso hingga merambat ke Jalan Muyu, Jalan Ayam Kecil dan Jalan Dolog itu mengakibatkan 899 jiwa warga yang berasal dari 256 KK kehilangan tempat tinggal dan tempat usaha mereka.
"Berdasarkan data yang kami terima dari Dinas Sosial Asmat, jumlah rumah penduduk yang terbakar sebanyak 32 unit, kios atau toko sebanyak 47 unit, rumah sewa/kost sebanyak 51 unit. Total keseluruhan bangunan yang terbakar sebanyak 130 unit," kata Monce.
Baca juga: 897 jiwa kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran di Asmat
Baca juga: Bupati Asmat: Korban kebakaran mengungsi di masjid dan gereja
Monce mengatakan banyaknya bangunan yang terbakar di Agats saat kebakaran itu lantaran hampir seluruhnya dari bahan papan dan kayu.
Upaya pemadaman api sulit dilakukan mengingat air bersih tidak memadai dan fasilitas pemadam yang sangat minim.
Bupati Asmat Elisa Kambu yang dihubungi Antara dari Timika, Selasa (17/9) mengatakan jajarannya akan membantu warga membangun kembali tempat tinggal dan tempat usaha mereka yang kini tinggal menyisahkan puing.
"Sudah pasti kami akan membantu, tapi bukan berarti kami membiayai sepenuhnya. Pemda Asmat hanya memberikan dukungan, itu sudah pasti. Kami juga membuka pintu jika ada pihak lain yang mau memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban kebakaran ini," kata Bupati.
Bupati mengakui bencana kebakaran kali ini merupakan yang terbesar di seluruh Kabupaten Asmat.
"Saya sudah 18 tahun tinggal di Asmat, musibah kebakaran kali ini merupakan yang paling besar. Upaya pertolongan agak sulit dilakukan karena kejadiannya subuh saat orang masih terlelap," ujar orang nomor satu di Kabupaten Asmat itu.
Bupati menjelaskan saat ini Pemkab Asmat membuka dua posko dapur umum sekaligus tempat penampungan sementara warga yang menjadi korban kebakaran di Agats tersebut.
Posko pengungsian tersebut satu di Masjid An Nur Agats dan satu lagi di Balai Pertemuan Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat.
"Awalnya kami buka posko di empat titik. Namun karena sebagian besar warga mengungsi ke keluarga dan tetangga mereka, sehingga sedikit saja yang ditampung di dua posko. Kami langsung membuka dapur umum di situ lengkap dengan posko kesehatan, MCK dan lain-lain. Posko tersebut tidak saja melayani warga yang mengungsi di situ, tetapi juga mereka yang mengungsi ke keluarga atau tetangganya," jelas Bupati Kambu.
Posko penampungan korban kebakaran di Kota Agats tersebut akan melayani warga yang terdampak selama satu pekan ke depan dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi.*
Baca juga: Lilin diduga penyebab kebakaran Pasar Dolog Agats
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019