Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange memperpanjang kenaikan mereka pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang terus memantau perkembangan terkait dengan serangan Sabtu (14/9/2019) terhadap fasilitas minyak Arab Saudi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 1,9 dolar AS atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 1.513,4 dolar AS per ounce merupakan kenaikan hari kedua berturut-turut.

Investor beralih ke aset-aset safe haven, termasuk obligasi dan logam mulia, setelah serangan terhadap fasilitas produksi minyak Arab Saudi pada Sabtu (14/9/2019).

Harga emas juga ditopang oleh pelemahan dolar AS menjelang keputusan Federal Reserve (Fed), karena investor menunggu langkah moneter berikutnya bank sentral AS.

Pertemuan kebijakan moneter September, Federal Reserve, dimulai pada Selasa (17/9/2019) dan akan mengumumkan keputusan terbaru tentang suku bunga pada Rabu sore waktu setempat. Pasar bertaruh tinggi pada penurunan suku bunga lebih lanjut. Setiap perubahan suku bunga akan berdampak besar pada logam mulia.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,36 persen menjadi 98,2640 pada perdagangan terakhir.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 11,4 sen atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 18,14 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 5,0 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi menetap di 944,2 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, emas berjangka terangkat 12 dolar AS atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 1.511,5 dolar AS per ounce, karena lonjakan harga minyak setelah serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi selama akhir pekan telah mengguncang investor. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga minyak anjlok 6 persen, Arab Saudi berhasil pulihkan pasokan

Baca juga: Rupiah sore loyo, dipicu potensi terus naiknya harga minyak dunia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019