Kegiatan ini juga bertujuan menyusun suatu rencana kontingensi untuk diimplementasikan apabila terjadi keadaan darurat, seperti kecelakaan transportasi atau kebencanaan dan kondisi yang membahayakan manusiaBaubau (ANTARA) - Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama mengatakan program pelatihan potensi pencarian dan pertolongan yang dilaksanakan di 38 kantor SAR merupakan upaya memberikan pemahaman bahwa SAR bukan hanya milik Basarnas, tapi seluruh masyarakat Indonesia.
"Oleh karena itu, apabila ada kondisi yang darurat, semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya untuk bersama-sama bahu membahu dan bersinergi untuk membantu kesulitan orang lain," ujarnya, usai menghadiri rapat koordinasi dan pelatihan potensi SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari Sultra tahun 2019, di Aula Kantor Wali Kota Baubau, Sultra, Selasa.
Kegiatan rakor dan pelatihan yang juga bertemakan" bersama kita ciptakan jiwa insan SAR yang profesional, sinergi dan militan" itu, kata dia, programnya sudah dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya di setiap kabupaten/kota.
"Kegiatan ini juga bertujuan menyusun suatu rencana kontingensi untuk diimplementasikan apabila terjadi keadaan darurat, seperti kecelakaan transportasi atau kebencanaan dan kondisi yang membahayakan manusia," katanya.
Dengan dilaksanakan program itu, menurut dia, dari waktu ke waktu persentase korban kecelakaan bisa ditekan seminimal mungkin dengan terbentuknya sinergitas dalam penanganannya.
Sementara, Kepala Balai Diklat Pengembangan SDM Provinsi Sultra, Nur Endang Abas mengatakan, dalam penanganan kebencanaan pihaknya tidak pernah melepas dengan meningkatkan komunikasi dan sinergitas, seperti pada saat penanganan banjir dan bencana sosial. Semua bersatu baik SAR, Pemprov dan TNI/Polri.
Oleh karena itu, menurutnya, kegiatan tersebut sangat penting apalagi dengan tipologi wilayah kepulauan dan daratan, dimana daratan ada potensi banjir dan dari kepulauan ada potensi kecelakaan lalulintas.
"Nah dengan adanya pelatihan seperti ini akan meningkatkan sumber daya manusia dalam pengelola Basarnas itu sendiri. Kalau mereka terampil dan lebih cepat gerak, maka masyarakat akan menekan yang terdampak pada musibah-musibah itu sendiri, sehingga masyarakat dapat ditolong," ujar Endang mewakili Gubernur Sultra, Ali Mazi
Ditempat yang sama, Wali Kota Baubau, AS Tamrin mengapresiasi dan menyambut baik atas terlaksananya kegiatan itu di Kota Baubau, yang tentunya pihaknya tetap akan bersinergi secara baik dalam penanggulangan kebencanaan.
"Kita harapkan mereka bisa mengikuti kegiatan ini secara serius, sehingga pengetahuan dari pelatihan bisa disambungkan kepada masyarakat umum. Karena persoalan kebencanaan ini tidak bisa bertumpu kepada SAR, tapi selain sinerginya unit-unit kerja seperti Basarnas dan BPBD, juga kesadaran kita semua masyarakat diperlukan," ujarnya.
Dia juga mengatakan, program nasional tersebut sangat penting sebagai upaya pemahaman terhadap deteksi dini bencana, karena bencana musibah tidak bisa dipastikan kedatangannya, sehingga kesiapan harus secara terus menerus diantisipasi.
Pada kegiatan itu, hadir Danrem 143 Haluoleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, Bupati Buton La Bakri, Forkopimda Baubau, pimpinan instansi vertikal, BUMN, dan kepala organisasi perangkat daerah terkait dari Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, dan Buton Tengah.
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019