Jakarta (ANTARA News) - Imbal hasil (yield) obligasi negara (SUN) hingga akhir tahun ini diprediksikan masih tetap tinggi, karena ekspektasi investor terhadap inflasi masih tetap tinggi, "Hingga akhir tahun ini yield SUN masih akan tinggi. Sehingga diperkirakan pasar belum akan pulih seperti awal tahun ini," kata Direktur PT Trimegah Securities Desimon, di Jakarta, Selasa. Desimon mengatakan, saat ini kondisi pasar SUN sangat tergantung dengan kebijakan suku bunga. Dia berpendapat kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) agak terlambat. Artinya, apa yang terjadi di pasar SUN dengan tenor 10 tahun sebesar 13,5 persen, sudah jauh mendahului kebijakan BI dalam menaikkan suku bunganya. "Jadi kalau BI menaikkan suku bunga secara pelan-pelan tidak akan lagi berdampak terhadap harga SUN. Karena yield sudah naik lebih awal," katanya. Ditambahkannya, pelaku pasar pun telah mengestimasikan inflasi masih akan tinggi. Sehingga sangat memungkinkan harga SUN akan turun dan yield naik tanpa perlu menunggu kenaikan BI Rate. Desimon mengatakan, kebijakan BI untuk menaikkan BI Rate secara perlahan-lahan akan disikapi oleh pelaku pasar dengan bereaksi terlebih dahulu. Dan jika BI menaikkan BI Rate dengan cepat maka pasar akan menaikkan suku bunganya akan lebih cepat lagi. Kendati begitu, dia memperkirakan tingkat yield tidak akan melampaui level 15 persen untuk SUN dengan tenor 10 tahun. Asumsinya inflasi sebesar 12,5 persen dan SUN dengan tenor 10 tahun yang saat ini mencapai 13,75 persen pun masih ada keuntungan sebesar 1,25 persen. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008