Madiun (ANTARA News) - Calon gubernur Jawa Timur yang diusung Partai Golkar yang juga Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sunarjo, Selasa menyatakan, saat ini perlu dilakukan pembenahan internal partai sebagai mesin politik dan diperlukan pembangunan kembali milintasi kader.
Hal tersebut diungkapkan saat menyikapi kekalahan calon yang diusung oleh Partai Golkar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Gubernur (Pilgub) di beberapa daerah.
"Saat ini di tubuh Partai Golkar Jawa Timur perlu ada pembangunan kembali militansi kader, sehingga mesin partai bisa bekerja maksimal untuk mendukung kemenangan calon yang diusungnya. Selain itu, juga diperlukan pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap partai Golkar", katanya di sela-sela Lomba Becak Indah yang digelar DPD Golkar Kota Madiun.
Menurut dia, kepercayaan masyarakat terhadap partai, baik Partai Golkar maupun partai lainnya menurun. Kondisi tersebut disebabkan karena tugas dan fungsi partai yang semestinya mendengar, menyerap, dan memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan rakyat tidak tersalurkan lewat partai.
"Kondisi ini tidak hanya dialami oleh Partai Golkar, tapi juga dialami oleh partai-partai besar lainnya. Oleh karena itu, Partai Golkar bertekad akan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap partai ini", katanya menambahkan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, semasa Orde Baru (Orba) Partai Golkar sangat kuat. Pasalnya, didukung penuh oleh PNS dan TNI/POLRI. Namun saat ini partai Golkar tidak didukung oleh komponen tersebut. Untuk itu, Golkar membuka diri salah satunya dengan mengandeng kekuatan di luar PNS dan TNI/POLRI.
"Golkar telah memiliki modal yaitu pengalaman dan infrastruktur lebih tua dibandingkan dengan partai lain. Untuk itu, kita akan memaksimal guna memperoleh dukungan dan kepercayaan masyarakat," katanya menegaskan.
Dia menambahkan, kekalahan kader Golkar pada Pilkada maupun Pilgub juga disebabkan oleh masyarakat yang saat ini tidak lagi melihat parpol pendukung calon yang maju dalam Pilkada mapun Pilgub, melainkan melihat figur siapa yang maju dalam pencalonan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008